• 29 Maret 2024 18:16

Melalui Program Samsung OCOB Gairah Kerajinan Anyaman Solor Dibangkitkan Kembali, Pengrajin Anyaman Lontar di Pulau Solor

Mama Bernadete dan para mama lainnya sedang mengerjakan anyaman di Rumah Du'Anyam
LensautamaPT Samsung Electronics Indonesia dalam program Corporate Citizenship nya melalui KOTRA (Korea Trade – Investment Promotion Agency) bekerjasama dengan Du’Anyam, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada kerajinan anyaman Indonesia, untuk mengembangkan komoditas anyaman Solor.

Pohon lontar merupakan hasil alam yang banyak dijumpai di Nusa Tenggara Timur khususnya Pulau Solor. Tanaman ini memiliki banyak manfaat mulai dari daun, batang, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula merah).

Dengan kekayaan alam warga Pulau Solor banyak memanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian tambahan selain berkebun. Daun lontar misalnya, dimanfaatkan para “Mama” – sebutan untuk ibu-ibu oleh warga setempat – sebagai bahan dasar kerajinan anyaman.

Program Samsung OCOB (One Community One Business)

Melalui program Samsung OCOB (One Community One Business), gairah kerajinan anyaman Solor dibangkitkan kembali dan berhasil menembus pasar ekspor dengan peningkatan kuantitas pesanan, serta kualitas anyaman termasuk membangkitkan kembali sebuah desain turun temurun anyaman khas Solor tiga dimensi yang sempat hilang tidak diproduksi lagi beberapa tahun belakangan, Sobe Basket.

Anyaman daun lontar merupakan salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Pulau Solor. Biasanya, para Mama mengerjakan anyaman di sela-sela istirahatnya setelah membantu suami mereka berkebun.

Bagi para Mama di Pulau Solor, kini menganyam menjadi salah satu solusi agar para Mama tetap mendapatkan penghasilan tanpa harus pergi ke ladang yang jauh.

“Mama sudah bisa membuat anyaman dari kecil tapi menekuninya seperti saat ini baru sejak 2015. Proses pembuatan anyaman sendiri berbeda-beda tergantung pada pola dan besar kecil yang ukuran. Biasanya Mama menganyam setelah pulang dari kebun sebelum petang, tapi sejak ada lentera tenaga surya mama bisa mengayam di malam hari jadi proses mengerjakan anyaman bisa selesai lebih cepat” ungkapnya.

Ibu dua anak ini menjelaskan bahwa proses pembuatan anyaman sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya dapat dianyam, daun lontar yang sudah dipetik harus dipotong-potong dengan teknik suwir, kemudian baru direbus sebagai proses pengawetan, dan kemudian dijemur.

Bernadete mengaku rata-rata sebulan bisa menerima uang Rp 200,000 dari hasil menganyamnya. Upah yang didapat menyesuaikan dari ukuran anyaman yang dibuatnya.

Baru – baru ini Samsung melengkapi bantuannya untuk warga Solor dengan memberikan 1,500 lentera tenaga surya, penerangan yang tidak membutuhkan suplai listrik yang menjadi salah satu solusi masyarakat Solor untuk melakukan kegiatan di malam hari, khususnya para Mama dalam mengerjakan anyaman.

By Gladis Zahra

Gadis lulusan Unpam, ini lahir tahun 2002 memiliki wawasan yang cukup luas, mulai bergabung ke Lensautama.com sekitar tahun 2019 menjadikan Gadis dapat menyalurkan hobi menulisnya.

Komentar pembaca