• 29 Maret 2024 02:26

Dukung Petani Lokal, UKM IT’s Buah Edukasi Masyarakat dengan Produk Tanpa Pengawet

ByMuhammad Yusuf

Mar 17, 2020 #itsbuah

Jakarta – Berdasarkan data BPS tahun 2019 yang lalu, hortikultura turut membantu meningkatkan nilai tukar petani (NTP) dibandingkan sektor tanaman pangan. Apalagi kualitas buah dan sayur lokal tidak kalah dengan produk impor yang banyak mengandung bahan pengawet.

Usaha minuman kesehatan yang didirikan oleh Hamzah Parsaroan Sinaga ini memang fokus pada pemberdayaan hasil tani dalam negeri. Menurutnya, memberdayakan petani lokal tidak melulu menjadi kewajiban pemerintah, namun juga sektor industri yang memiliki keterkaitan langsung dengan usaha perkebunan.

“Sejak awal, kami mendirikan bisnis minuman kesehatan ini sudah berkomitmen untuk menggunakan sayuran dan buah-buahan lokal. Banyak yang mengatakan bahwa buah sayur impor lebih berkualitas, menurut kami pendapat tersebut tidak tepat” Ujar Hamzah Parsaroan Sinaga.

Buah lokal, katanya, lebih menang dalam urusan rasa dibanding buah impor. Bahkan nilai gizinya pun lebih tinggi karena tidak melalui proses penyimpanan lama alias pengawetan yang menurunkan kualitas. Apalagi Indonesia adalah negara tropis, di mana buah dan sayuran yang diproduksi di negara seperti ini lebih unggul kandungan vitaminnya dibandingkan dari negara sub tropis.

Hamzah menjamin bahwa produk-produk itsbuah yang bahannya diambil dari hasil panen petani lokal tersebut tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali.

Adanya pandemik Corona berdampak pada meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Hamzah menambahkan bahwa selama masa pandemk seperti ini, itsbuah ingin berkontribusi dalam hal peningkatan daya tahan tubuh masyarakat.

“Kami memberikan harga khusus selama masa-masa sulit ini. Termasuk juga dalam setiap paket detoks yang terjual, kami menyumbangkan satu botol untuk anak-anak kurang mampu yang kekurangan gizi” jelasnya.

“Kami ada program #berbagisehat. Jadi setiap donasi dari konsumen yang membeli paket itsbuah, bisa menjadi kontribusi nyata untuk mengurangi masalah gizi buruk di Indonesia” tutup Hamzah.

Komentar pembaca