Jakarta – Setelah menunjukkan performa yang menjanjikan pada awal tahun, GAC Aion mulai menghadapi tren penurunan penjualan di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), baik dari sisi wholesales maupun retail sales, angka distribusi mobil listrik asal Tiongkok ini menunjukkan pelemahan pada September 2025.
Pada September 2025, wholesales GAC Aion distribusi dari pabrik ke dealer hanya mencapai 554 unit, turun sekitar 24% dibanding Agustus 2025 yang mencatat 725 unit.
Sementara itu, penjualan ritel (dealer ke konsumen) juga mengalami penurunan signifikan, dari 681 unit pada Agustus menjadi 452 unit pada September 2025. Penurunan ini menjadi sinyal bahwa momentum pertumbuhan GAC Aion mulai melambat jelang akhir tahun.
Meski mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir, kinerja GAC Aion sepanjang Januari–September 2025 tetap menunjukkan pertumbuhan dibandingkan tahun lalu.
- Wholesales Januari–September 2025: 4.405 unit, meningkat drastis dari 464 unit pada periode sama tahun 2024.
- Retail sales Januari–September 2025: 4.620 unit, naik signifikan dari 265 unit pada tahun sebelumnya.
Pada paruh pertama tahun ini, GAC Aion sempat mencatat performa tertinggi pada Maret dan Juni 2025 dengan pencapaian 959 unit dan 860 unit wholesales, menandakan awal tahun yang kuat.
Analis industri otomotif menilai beberapa faktor berkontribusi terhadap melemahnya penjualan GAC Aion:
- Persaingan ketat di segmen EV menengah, dengan banyak merek baru yang menawarkan fitur serupa.
- Strategi harga kompetitor yang lebih agresif, menekan daya tarik Aion bagi konsumen.
- Jaringan layanan purna jual yang masih terbatas, membuat konsumen potensial ragu untuk memilih Aion sebagai kendaraan listrik jangka panjang.
Jika tren ini berlanjut, GAC Aion berisiko kehilangan posisi kompetitif di pasar kendaraan listrik Indonesia yang semakin ramai dan dinamis.
Jika tren ini berlanjut, GAC Aion berisiko kehilangan posisi kompetitif di pasar kendaraan listrik Indonesia yang semakin ramai dan dinamis.
