Jakarta – MAKA Motors, produsen sepeda motor listrik nasional, menyerukan kepada pemerintah untuk segera mengumumkan dan mengimplementasikan insentif pembelian motor listrik paling lambat di semester pertama 2025.
Ketidakpastian kebijakan subsidi dinilai menghambat pertumbuhan pasar kendaraan listrik dan melemahkan kepercayaan konsumen.
CEO & Founder MAKA Motors, Raditya Wibowo, mengungkapkan keprihatinannya terhadap lambannya pengambilan keputusan yang berdampak langsung pada pelaku industri dan masyarakat.
“Ketidakpastian mengenai kelanjutan subsidi sepeda motor listrik cukup kontraproduktif dan menciptakan kebimbangan baik untuk pelaku industri maupun konsumen. Jangan biarkan konsumen terus berada dalam ketidakpastian yang justru menghambat pertumbuhan pasar motor listrik Indonesia” kata Raditya.
Sepanjang 2024, insentif sebesar Rp7 juta berhasil mendorong lonjakan penjualan sepeda motor listrik dari 11.000 unit menjadi 63.000 unit. Namun memasuki 2025, antusiasme pasar langsung menurun drastis. Penjualan kuartal pertama hanya mencapai 2.000 unit, sangat jauh dari target 200.000 unit yang ditetapkan pemerintah tahun ini.
MAKA Motors menilai bahwa pasar kini dalam posisi wait and see, di mana konsumen menunda keputusan pembelian karena menanti kepastian subsidi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan salah satu calon konsumen yang mengaku tertarik pada motor listrik namun enggan membeli karena insentif belum jelas.
“Kalau memang ada subsidi lagi, lumayan bisa bantu banget. Pemerintah tolong segera kasih kepastian dong,” ungkap seorang konsumen yang enggan disebutkan namanya.
Kualitas dan Kejelasan: Dua Kunci Adopsi Massal MAKA Motors tetap optimistis terhadap masa depan motor listrik, terutama melalui produk andalannya MAKA Cavalry yang dikenal sebagai “Motor Paling Enak”. Dirancang sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia, motor ini bukan sekadar alternatif hemat energi, tetapi juga unggul dalam kenyamanan dan performa.
“Terlepas dari keputusan akhir mengenai subsidi, yang krusial bagi kami adalah kejelasan. Konsumen dan industri sama-sama membutuhkan kepastian untuk melangkah ke depan” ungkap Raditya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kemajuan industri dalam negeri, MAKA Motors telah memenuhi syarat TKDN, mulai dari R&D, pabrikasi, hingga rantai pasok lokal. Namun, wacana relaksasi TKDN dan potensi banjir produk impor murah menjadi kekhawatiran tersendiri.
Meski begitu, data menunjukkan bahwa produk luar negeri yang lebih murah belum mampu mendorong penetrasi signifikan. Saat ini, motor listrik hanya menyumbang 1% dari total penjualan motor nasional yang mencapai lebih dari 6 juta unit per tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih mempertimbangkan kualitas dan pengalaman berkendara, bukan hanya harga murah.
Urgensi Kejelasan Subsidi Bagi Konsumen dan Negara MAKA Motors menegaskan bahwa ketidakpastian subsidi justru merugikan masyarakat karena menunda potensi penghematan biaya transportasi harian.
Di sisi lain, adopsi kendaraan listrik juga berkontribusi langsung dalam mengurangi subsidi BBM, meningkatkan daya beli, dan mendukung ketahanan energi nasional.
Dengan situasi ekonomi global yang tidak menentu, percepatan adopsi motor listrik di Indonesia bisa menjadi solusi strategis untuk menjaga stabilitas konsumsi domestik dan memajukan industri otomotif nasional.
MAKA Motors mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas dan mengumumkan kebijakan insentif motor listrik yang jelas dan tepat sasaran di semester I 2025, agar pertumbuhan industri tetap terjaga dan masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap kendaraan listrik sebagai solusi masa depan.