• 27 Juli 2024 07:05

LensaUtama

Jendela Cakrawala Indonesia

JakartaPT. Kawasaki Motor Indonesia menyambut kedatangan Stephen Langitan ke Indonesia dengan bangga, karena ia telah berhasil mengamalkan misinya, yaitu melakukan Solo Touring dari Jakarta ke London. Perjalanan yang dimulai dari tanggal 25 Maret 2018 itu telah diselesaikan secara tepat waktu, di tanggal 17 Agustus 2018, yang diakhiri dengan mengikuti upacara bendera di KBRI London.

Perjalanan Stephen dimulai dengan menyebrang ke Sumatra, lalu menyebrang ke Malaysia, melintasi benua untuk sampai di London. Negara-negara yang dilewati oleh Stephen antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, India, Nepal, Pakistan, Iran, Turki, Yunani, Itali, Vatikan, Monako, Spanyol, Andorra, Perancis, Swiss, Austria, Jerman, Belanda, Belgia, dan Inggris.

Baca Juga : PT. Kawasaki Motor Indonesia

Pada awalnya Stephen berencana untuk melewati 30.000 KM, 30 negara. Namun aktualnya Ia melewati 22 negara, 27.400 KM karena kondisi cuaca beberapa Negara sedang tidak bagus dan ada beberapa Negara yang sedang rawan untuk dilewati turis asing, sehingga Kedubes Negara tersebut menyarankan untuk menghindari Negara tersebut. Tentunya Stephen menerima dengan baik saran dari pihak-pihak yang telah mengenal dengan baik wilayah disana.

“Kami mengucapkan selamat datang kembali ke Indonesia, kami sangat senang karena Kawasaki menjadi bagian atas perjalanan Stephen yang bersejarah ini.” Ucap Michael C. Tanadhi, selaku Head Sales & Promotion Dept. KMI.

Baca Juga : Kawasaki Indonesia

Sebelum keberangkatannya, tepatnya pada tanggal 25 Maret 2018, KMI memberikan support kepada Stephen berupa 1 buah motor Versys-X 250 Tourer. Motor ini dirasa cocok untuk Stephen yang akan melalui banyak rintangan dan berbagai kondisi jalan, mulai dari jalanan dengan aspal yang sangat baik, jalanan berbatu, hingga jalanan berpasir.

“Saya harus menyiapkan 3 dokumen penting sebelum melakukan perjalanan, yang pertama yaitu passport yang membuatnya dapat masuk ke tiap Negara, SIM International yang bisa diurus di kantor Polisi MT Haryono Jakarta dengan biaya administrasi Rp300.000,-, dan Carnet de Passangers en duoane sebagai dokumen yang membuat motor Versys-nya bisa masuk tiap Negara. Selain dokumen-dokumen itu, Ia juga mempersiapkan 5 visa, yaitu Visa India, Pakistan, Iran, Schengen, dan Inggris. Selebihnya Ia menggunakan Visa on Arrival” jelas Stephen.

“Kendala tersebut tidak bisa dihindari, satu-satunya cara adalah dengan menghadapinya prosesnya, dan ikuti aturannya, maka semua permasalahan akan selesai, untuk kendala yang paling banyak saya alami biasanya saat berada diperbatasan Negara. Tapi dengan mengikuti aturan dan dihadapi dengan sabar, maka kendalanya bisa selesai. Kendala cuaca juga Ia pernah alami, tapi sekali lagi dengan kesabaran dan konsentrasi, semuanya bisa dilewati” tambahnya.

Stephen baru mengganti kampas rem depan motornya saat tiba di Iran, setelah melewati perjalanan sejauh 15.000 KM. Menurut pengakuannya, Itu pun Ia ganti karena keinginan sendiri, karena khawatir setelah melewati 3 negara. Padahal kata mekanik kampasnya belum perlu diganti. Terbukti ketika sampai di Athena (KM ke 20.000), mekanik yang menanganinya mengungkapkan bahwa kampas rem bekas yang Ia pakai sampai Iran seharusnya jangan diganti dulu karena masih bisa dipakai sampai Athena.

“Performa Versys-X 250 sangat memuaskan, tidak ada kendala apapun, sparepart awet untuk berkendara jarak jauh. Kecepatan maksimal yang bisa saya capai adalah 145 km / jam, saat di tol Jerman. Sudah terbukti Jakarta – London aman dan lancar” Ucap Stephen Langitan.

Stephen juga sangan terbantu dengan fitur DC Outlet yang ada di Versys-X 250. Pasalnya fitur ini bisa sangat membantunya ketika harus mengecas handphone dan GPS. Bahkan DC Outletnya ini bisa dipakai untuk menyalakan kompresor, yang Ia gunakan untuk mengecek kondisi ban motor. Stephen juga mengakui bahwa Versys-X 250 sangat irit bensin. Ia cukup isi bensin full tank untuk perjalanan sejauh 320 – 450 KM.

“Saya memperlajari nilai perjuangan yang sangat besar. Saya juga harus bisa mandiri tanpa bergantung dengan orang lain. Ditambah lagi saya harus mengatur waktu dengan baik. Karena setiap mampir di Kedubes saya sudah dijadwalkan pertemuannya. Saya tidak boleh terlambat jam dan harinya. Karena itu saya harus bisa mengatur waktu dengan akurat” Tutup Stephen Langitan.

By Yudi Atmaja

https://lensautama.com

Komentar pembaca