Shell Pertemukan Para Pakar Energi, Bahas Beragam Solusi Bagi Tantangan Energi Masa Depan

SINGAPURA, Masyarakat menghadapi tantangan ganda, bagaimana mewujudkan sebuah transisi menuju masa depan energi rendah karbon untuk mengelola beragam risiko perubahan iklim, serta memperluas berbagai manfaat energi bagi kehidupan ekonomi dan sosial bagi semua orang di planet ini.

Baca juga : PT Shell Indonesia

Di Asia, permintaan energi tumbuh dan berkembang dengan pesat seiring tingkat urbanisasi, standar hidup dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.

Energi untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Hal ini menjadi topik utama dalam Forum Powering Progress Together, yang berlangsung di Singapura pada hari ini. Forum yang bertema, “Energy for Better Living” (Energi untuk Kehidupan yang Lebih Baik) ini diikuti lebih dari 150 delegasi inovator lintas sektor dan memusatkan pembahasan mengenai beragam aspirasi dan tantangan energi yang sedang terjadi di kawasan Asia.

Forum yang dipandu oleh Jason Pomeroy, Founding Principal Pomeroy Studio menghadirkan diskusi yang hidup namun tetap fokus pada pokok bahasan. Para panelis berbagi pandangan tentang bagaimana transisi energi global akan memerlukan kolaborasi baru antara pembuat kebijakan, para pemimpin perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat serta konsumen.

Transisi energi juga membutuhkan fokus yang lebih dari hanya sekedar promosi energi terbarukan dan efisiensi energi, karena promosi tersebut hanya menyangkut beragam aspek spesifik dari tantangan yang lebih luas.

Shell mendukung terciptanya kualitas hidup yang layak

Shell menyadari peran energi dalam mendukung terciptanya kualitas hidup yang layak. Seiring dengan beragam pengembangan teknologi, kolaborasi multi sektor yang bertujuan mendorong kebijakan efektif dan perubahan budaya merupakan hal yang sangat penting untuk terciptanya bisnis, berbagai pilihan konsumen dan beragam peluang rendah karbon.

Ajang forum tahunan Powering Progress Together yang berlangsung untuk kedua kalinya di Singapura ini menghadirkan diskusi antara para pemimpin dan pemangku kepentingan tentang gagasan-gagasan untuk mengatasi beragam tantangan energi masa depan di Asia. Forum serupa juga akan digelar di London, Inggris dan San Francisco, Amerika Serikat tahun ini.

Perserikatan Bangsa Bangsa 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi terjadinya lonjakan populasi perkotaan di dunia sebesar 2,5 miliar pada tahun 2050, dan hampir sekitar 90 persen lonjakan tersebut terjadi di kawasan Asia dan Afrika. Sementara itu, pasokan energi di kawasan Asia Pasifik yang berkembang pesat diprediksi akan meningkat sebesar 60 persen pada tahun 2035, seiring dengan pertumbuhan urbanisasi, industrialisasi dan ekonomi. Upaya tersebut dan juga pengurangan jejak karbon perlu dilakukan seiring dengan pertumbuhan urbanisasi yang pesat di Asia.

Masyarakat menghadapi tantangan ganda: bagaimana mewujudkan sebuah transisi menuju dunia rendah karbon sementara pada saat bersamaan memastikan terciptanya energi yang lebih banyak dan lebih bersih guna mewujudkan pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi.

“Energi merupakan unsur vital yang tersembunyi di hampir setiap sektor ekonomi, dan kota adalah pengguna energi terbesar. Kota menempati kurang dari 2 persen dari total daratan dunia dan menampung lebih dari setengah populasi global. Tingkat konsumsi energi perkotaan mencapai lebih dari 60 persen dari total konsumsi energi global. Angka ini diprediksi akan meningkat sebesar 80 persen di tahun 2040. Berbagai perubahan mendasar perlu diciptakan di sektor ekonomi global, terutama di sektor kelistrikan, transportasi, bangunan dan industri yang menghasilkan emisi karbon dioksida secara signifikan,” kata, Goh Swee Chen, Vice President City Solutions – New Energies and Chairman, Shell Singapura.

“Powering Progress Together merupakan forum penting, tempat orang-orang dengan beragam gagasan cemerlang hadir untuk berdiskusi, beradu argumen dan terlibat dalam topik penting guna menghadirkan energi yang lebih banyak dan lebih bersih” tambahnya.

Isu pembangunan yang berkelanjutan merupakan topik utama

“Kita hidup di era urbanisasi baru. Dengan demikian, isu pembangunan yang berkelanjutan merupakan topik utama. Hari ini, diskusi lebih berpusat pada topik tentang beragam upaya pengurangan emisi karbon dan konsumsi energi yang berkelanjutan melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan,” kata Dr. Cheong Koon Hean.

Teknologi hanyalah sarana untuk menyelesaikan beragam tantangan teknis terkait dengan pembangunan kota yang berkelanjutan. Faktor penentu yang kurang terlihat tetapi justru penting bagi keberhasilan adalah dilakukannya pendekatan yang komprehensif dan menyeluruh.

Pendekatan ini diawali dengan pilihan perencanaan strategis tentang bagaimana mengoptimalkan daratan dan sumber daya kita, serta memastikan bahwa kita mengembangkan suatu cara yang ramah lingkungan.

“Dengan ikut serta dalam forum ini, kita dapat memahami dan memanfaatkan teknologi tidak hanya untuk mengatasi tantangan besar energi dan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup setiap dari kita. Sebagai negara dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar, Indonesia bisa menjadi pelopor dalam inovasi teknologi terkait transisi energi menuju sumber energi terbarukan untuk menjawab tantangan masa depan. Tetapi, yang tidak kalah pentingnya adalah pilihan strategi dan kebijakan yang didasari oleh pemahaman menyeluruh kebutuhan pelanggan atua masyarakat secara umum” Jelas Darwin Silalahi, Country Chairman & President Director PT Shell Indonesia

Komentar pembaca