LesnaUtama.com – Melihat maraknya perkembangan Usaha Kecil Menegah (UKM) di Indonesia membuat geliat perekonomian bangsa ini menjadi sumringah menghadapi MEA. Hal itu sangatlah bagus dalam menstimulasi para pelaku usaha untuk mengembangkan produk mereka karena ketatnya persaingan usaha.
Meningginya pertumbuhan UKM di tanah air ternyata tidak dibarengi dengan iklim yang stabil dalam dunia usaha level kecil menengah tersebut. Banyak usaha yang tumbuh, namun banyak pula pengusaha yang “mati” alias gulung tikar.

Armala, President & Master Trainer Human Plus Institute mengatakan banyak dari pelaku UKM memiliki semangat bisnis yang luar biasa tinggi, namun sangat disayangkan banyak dari mereka yang kurang memahami esensi bisnis yang sebenarnya, hingga banyak dari mereka meminta pelatihan dan pendampingan.
“Mulai awal tahun 2017 ini banyak permintaan kepada kami untuk memberikan pelatihan serta pendampingan ke bisnis UKM, setelah sejak 2009 lebih banyak bermain di corporate atau perusahaan-perusahan besar,” tutur Armala ditemui wawancara di kawasan Puri Kembangan, Jakarta Barat pada Kamis (28/9/2017).
“Banyak sekali pelaku usaha atau bisnis UKM yang memiliki semangat bisnis yang luar biasa tinggi, hanya sangat disayangkan banyak diantara mereka yang kurang memahami tentang esensi bisnis yang sebenarnya. Tidak sedikit dari mereka yang melupakan mengenai struktur bisnis itu sendiri,” tambahnya.
Lebih jauh, pria yang memiliki Certified Behaviour Change Specialist dan Certified Productivity Specialist, yang diperolehnya dari Association of Productivity Specialist (APS) yang berkedudukan di New York, USA ini juga menjelaskan sebanyak 40 persen pelaku UKM harus gulung tikar sebelum 1 tahun.
“Dari sebuah riset yang dilakukan di salah satu universitas di Amerika, 40% pelaku UKM harus gulung tikar sebelum 1 tahun ulang tahun perusahaan mereka, 40% lainnya hanya bertahan dibawah 5 tahun usia perusahaan mereka, dan hanya 20% UKM yang mampu survive,” kata Armala.
Diungkapkannya lagi, pada dasarnya, ada 3 hal yang harus menjadi perhatian para pelaku usaha, yakni sistem yang dibuat, standarisasi produk, serta orang atau SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki perusahaan tersebut.
“Terkait hal tersebut, untuk itulah Human Plus Institute melakukan suatu terobosan sebagai consultant bisnis dengan mengadakan pendampingan dalam melakukan programnya ke perusahaan yang ingin bekerja sama dalam rangka pengembangan perusahaan secara nyata.”
“Disini kami mencoba mengubah pola mereka dimana bisa dikatakan mindset mereka dalam membentuk struktur bisnis adalah di mulai sejak masih kecil. Dengan kata lain membangun bisnis harus disertai struktur sejak dari awal,” tutupnya.