LensaUtama.com – Cotton Council International (CCI) yang merupakan asosiasi perdagangan nirlaba yang mempromosikan kapas dan produk kapas dari Amerika Serikat (AS) mengadakan konferensi bertajuk “Indonesia Cotton Day” dengan mempertemukan lebih dari 100 pemimpin perusahaan tekstil dan garmen dari seluruh Indonesia.
Acara yang berlangsung di Hotel Ritz Carlton (Mega Kuningan), Jakarta pada Rabu (6/9/2017) itu bertujuan untuk mengupdate Informasi terbaru terkait produksi kapas di Amerika Serikat, kegiatan dan informasi terkait Cotton USA di dunia kepada pelaku tekstil Indonesia.
Konferensi Indonesia Cotton Day dihadiri oleh Joseph R Donovan, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Eduardo Esteve, Presiden CCI Memphis, Bruce Atherley, Direktur Eksekutif CCI Washington DC, William Bettendorf, Direktur Asia Tenggara CCI Mephis, serta Program Representative CCI Anh Dung Do.
Selain itu turut pula dihadiri Achmad Sigit Dwiwahjono selaku Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Ade Sudrajat selaku Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
Bruce Atherley mengatakan bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat penting, terbukti Indonesia berada pada urutan keempat pasar terbesar setelah Mexico urutan ketiga, Turki kedua dan China di urutan pertama.
“Rencana kedepan acara ini akan menjadi agenda rutin setiap tahun sebagai bagian dari strategi mempromosikan Cotton USA brand kapas Amerika Serikat di pasar Indonesia agar lebih terangkat dan juga diikut sertakan fashion show dalam setiap penyelenggaraannya,” sambungnya.
Bruce Atherley juga menjelaskan kapas Amerika diproduksi lebih dari 18.000 petani keluarga yang telah memahami lahan selama beberapa decade. AS menjadi produsen kapas terbesar ketiga di dunia , mewakili sekitar 15 % dari total produksi kapas dunia dan Indonesia selalu mengimpor kapas dari Amerika
Dalam konferensi tersebut dijelaskan pula tentang karakteristik kapas Amerika yaitu kualitas Cotton USA langsung dipetik oleh mesin dan hampir bebas dari kontaminasi, memiliki serat yang beragam juga konsisten, dikembangkan dengan peraturan yang dangat ketat serta dapat dilacak sampai ke petani.