Perjalanan Panjang Kesuksesan Jakarta Fair Kemayoran 2017

Lensautama  Jakarta Fair Kemayoran telah melalui perjalanan panjangnya hingga kini telah sampai pada usianya yang ke-50. Cerita keemasan Jakarta Fair dimulai sejak penyelenggaraan pertamanya pada 5 Juni hingga 20 Juli 1968, yang kala itu dilaksanakan di area Monumen Nasional (Monas). Sejak saat itu pula, secara resmi Pemerintah DKI Jakarta menetapkan Perda no.8 tahun 1968 yang menjadikan Jakarta Fair sebagai agenda tetap tahunan yang diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta. Sampai saat ini, Jakarta Fair telah sukses menunjukan eksistensinya, dengan menjelma menjadi salah satu ajang pameran modern terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Cerita kesuksesan ini pun bermula dari sebuah gagasan Syamsudin Mangan, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Dirinya disebut-sebut sebagai seorang ‘pahlawan’ dari terciptanya event tahunan spektakuler Jakarta yang pertama, yaitu Djakarta Fair (DF). Lelaki yang juga memiliki sapaan Haji Mangan ini memiliki cita-cita agar Jakarta bisa memiliki ajang pameran besar yang kontinyu, seperti halnya di Amerika dan sejumlah negara-negara besar lainnya.

Tak hanya sampaikan gagasan, Haji Mangan pun ditunjuk dan turun langsung mengetuai gelaran Djakarta Fair yang pertama. Hanya saja dirinya tak mampu menuntaskan gelaran Djakarta Fair perdananya karena meninggal dunia. Posisi Haji Mangan pun lantas digantikan oleh Brigjen Usmar Ismail.Meski begitu, gelaran perdana ini pun tetap menunjukan hasil yang positif. Tak tanggung-tanggung, pada gelaran perdananya Djakarta Fair 1968 pun sukses dipenuhi oleh pengunjung dengan jumlah mencapai 1,4 juta orang. Lahirnya Djakarta Fair pun tidak terlepas dari peran serta Gubernur DKI Jakarta kala itu, yaitu Bang Ali Sadikin. Gagasan yang dimiliki oleh Haji Mangan, nyatanya sejalan dengan gagasan yang dimiliki oleh Bang Ali, sehingga hal ini pun mendapatkan sambutan yang baik dari Pemerintah DKI Jakarta. Sebelumnya Bang Ali disebut-sebut juga memiliki gagasan untuk kembali menghidupkan gairah pasar malam, yang menyajikan hiburan murah untuk warga Jakarta dan dapat menjadi sarana promosi industri dalam negeri.

Keberadaan Djakarta Fair kala itu, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru untuk DKI Jakarta. Hal ini karena dengan adanya event ini maka dapat mendorong dan memberikan kesempatan promosi bagi usaha-usaha perdagangan, perindustrian, hingga tak terkecuali bagi kerajinan rakyat. Tidak hanya itu, keberadaan Djakarta Fair pun nyatanya turut mendorong kreasi seni dan budaya, serta mendorong industri pariwisata Kota Jakarta.

Komentar pembaca