Begini Kondisi Industri Properti di Berbagai Negara ­

LensaUtama.com – Begini Kondisi Industri Properti di Berbagai Negara . Portal properti global Lamudi baru saja meluncurkan laporan pasar real estate tahun 2017 yang mengacu pada data dan analisis tahun 2016. Laporan tersebut memaparkan pembahasan secara mendalam pada pasar real estate di Meksiko, Filipina, Pakistan, Indonesia, dan Sri Lanka. Laporan berisikan tentang tren pencarian properti oline, harga rata-rata properti, regulasi terbaru dibidang properti hingga prediksi pekembangan properti tahun 2017.

Menurut Paul Philipp Hermann, Co-Founder Lamudi, laporan ini memang sengaja dibuat untuk membantu para pencari rumah, investor dan penjual properti dalam menganalisa pasar properti di negara mereka.

Nah, bagi Anda yang ingin mengetahui seperti apa kondisi properti pada negara-negara di kawasan Asia dan beberapa negara berikut ulasannya:

Pakistan

Diperkirakan industri properti Pakistan perlahan mulai bangkit, hal ini ditandai dengan kesepakan dibangunnya Megaproyek Koridor Ekonomi Cina-Pakista (CPEC) senilai $50 miliar, hal ini diperkirakan akan mendorong industri properti di Pakistan.

Meksiko

Laporan proeprti di Meksiko menunjukkan harga rata-rata tertinggi untuk rumah dapat ditemukan di Meksiko City (5, 330, 180 peso), sedangkan harga tertinggi apartemen ditemukan di Nuevo León (5, 000, 6000 peso). Selain itu, Laporan Lamudi untuk Meksiko mencatat kenaikan sebesar 86.7% dalam pencarian properti secara online; sebagian besar pencarian dilakukan oleh mereka yang berusia 25 – 34.

Indonesia

Pasar properti di Indonesia diperkirakan tahun 2017 perlahan mulai membaik, hal ini disebabkan karena beberapa kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah yang diperkirakan akan mendorong pasar untuk membeli properti, contonya seperti tax amnesty, penurunan suku bunga, pelonggaran LTV dan lain-lain.

Sri Lanka
Properti mewah di Sri Lanka juga semakin naik pamor. Laporan Lamudi Sri Lanka menunjukkan sekitar 6,000 apartemen mewah tersedia hingga 2018. Hal ini disebabkan karena dilonggarkannya peraturan kepemilikan properti oleh orang asing di Sri Lanka.

Filipina
Sedangkan di Laporan Real Estate Filipina, ditemukan beberapa temuan menarik. Tampaknya hanya 31% pengguna Lamudi yang tertarik untuk membeli properti di negara ini. Meskipun jika Anda melihat demografi mengenai pengguna portal properti online di sana berusia 25-34 tahun, maka hal itu masih masuk akal. Tren properti juga bergeser menjadi sewa, karena sulitnya mendapatkan pinjaman KPR di Filipina.@mabrur_hafidz & lamudi.co.id

Komentar pembaca