Jakarta – JEC Eye Hospitals and Clinics mengukuhkan posisinya sebagai eye care leader di Indonesia setelah berhasil mengatasi kelainan refraksi pasien pada lebih dari 18.000 mata di Indonesia menggunakan ReLEx SMILE.
Teknologi mutakhir ini merupakan inovasi keluaran ZEISS, yakni perusahaan global yang fokus pada pengembangan solusi optik dan optoelektronik. Melalui ReLEx SMILE, ZEISS telah sukses mengoreksi 7 juta mata pasien di seluruh dunia. Dari jumlah itu, JEC menjadi penyedia penyedia layanan ReLEx SMILE terbanyak (Top Contributor) secara global.
“Semoga kerja sama antara JEC Hospitals and Clinics di seluruh Indonesia dan ZEISS bisa tetap terbina dengan baik. Kami mengharapkan dukungan dari ZEISS kepada JEC dan Indonesia secara umum agar bisa bersama-sama membantu mengatasi gangguan mata di Indonesia” Ujar Presiden Direktur JEC Group, DR Dr Johan A Hutauruk, SpM(K)
“Ke depannya kami optimistis JEC terus berkembang pesat, sejalan dengan inovasi-inovasi ZEISS sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan layanan koreksi mata yang selalu terdepan dan tidak ketinggalan dibandingkan dengan layanan serupa di luar negeri” katanya
“Kami sangat bangga bekerja sama dengan JEC selama ini. Sejak 2016, JEC melalui cabang JEC @ Kedoya menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menyediakan layanan bedah refraksi menggunakan teknologi ReLEx SMILE VisuMax® 500. Yang terkini, pada akhir 2022, JEC @ Kedoya juga menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan bedah refraksi dengan teknologi termutakhir ReLEx SMILE Pro” ungkap Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia Timotius Prawirahalim Lim
“Pada kesempatan baik hari ini, kami ingin memberikan penghargaan kepada JEC sebagai salah satu kontributor terbanyak secara global yang membantu pencapaian 7 juta mata menggunakan prosedur ReLEx SMILE Pro. Besar harapan kami ZEISS Indonesia bersama JEC Eye Hospitals and Clinics bisa terus berkembang bersama agar bisa terus melayani pasien-pasien di seluruh Indonesia” paparnya
Gangguan refraksi merupakan kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. Gangguan refraksi terdiri atas Myopia (rabun jauh), Hipermetropi (rabun dekat), Astigmatism (silindris) dan Presbiopi (rabun dekat usia lanjut).
World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan; dengan 123,7 juta diantaranya merupakan kelainan refraksi yang belum tertangani. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat sekitar 5 sampai 6 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan termasuk akibat kelainan refraksi.
“Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran direksi, manajemen dan karyawan JEC yang telah secara solid menghadirkan dan memberikan pelayanan optimal menggunakan ReLEx SMILE. Saya mengapresiasi tim ZEISS yang terus berinovasi menyediakan berbagai teknologi sehingga pelayanan bedah refraktif terbaru bisa hadir di Indonesia. Ini memperkuat posisi JEC Eye Hospitals and Clinics yang tidak kalah dengan rumah sakit dan klinik mata internasional” jelas DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), Ketua Katarak dan Bedah Refraktif JEC Group serta Direktur Utama Rumah Sakit Mata JEC @Kedoya.