• 28 Maret 2024 22:47

Bosch meyakini AIoT, Elektrifikasi dan Hidrogen Hijau Adalah Arah Masa Depan

Jakarta – Bosch, penyedia layanan dan teknologi global terkemuka, menggabungkan konektivitas (Internet of Things/IoT) dengan kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI), dan yakin bahwa elektromobilitas akan memberikan peluang bisnis baru di balik perubahan teknologi dan ekologi saat ini.

“Bosch berhasil melewati tahun pertama pandemi dengan baik, kami merupakan salah satu pemimpin dalam transisi ke elektromobilitas, dan kami sedang mengembangkan bisnis perangkat lunak menggunakan AI” Ujar Dr. Volkmar Denner, ketua dewan manajemen Robert Bosch GmbH.

Dalam teknologi powertrain, elektromobilitas merupakan bisnis inti Bosch. Denner melaporkan bahwa saat ini perusahaan melakukan investasi awal yang besar pada bidang ini—senilai 700 juta euro (12,258 miliar rupiah) hanya untuk tahun 2021.

Hingga saat ini, investasi Bosch pada elektromobilitas berjumlah 5 miliar euro (87,56 triliun rupiah). Pendapatan penjualan Bosch dari komponen powertrain listrik saat ini tumbuh dua kali lebih cepat dari pasar, yaitu hampir 40 persen.

Tujuannya adalah meningkatkan penjualan tahunan lima kali lipat, menjadi sekitar lima miliar euro pada 2025 dan mencapai titik impas satu tahun sebelumnya.

“Melihat performa bisnis kuartal pertama yang bagus, Bosch mengawali 2021 dengan sukses” imbuh Prof. Stefan Asenkerschbaumer, CFO dan wakil ketua dewan manajemen Bosch.

Untuk periode pelaporan saat ini, penjualan diperkirakan meningkat hingga 6 persen year on year, sedangkan margin dari operasional ditetapkan sedikit meningkat hingga sekitar 3 persen—atau sekitar 4 persen tanpa biaya restrukturisasi. Namun, ini tergantung pada efek terhambatnya produksi semikonduktor yang sulit untuk dinilai.

“Tahun 2021 akan menjadi tonggak yang penting dalam perjalanan kami mendapatkan kembali target margin sekitar 7 persen dalam dua atau tiga tahun ke depan,” kata Asenkerschbaumer.

Tahun fiskal 2021 yang baik—terlepas dari adanya pandemi—dengan hasil operasional (EBIT dari operasional disesuaikan dengan efek alokasi harga beli untuk Automotive Steering and BSH Hausgeräte) sebesar 2 miliar euro (35,024 triliun rupiah) memberi pijakan yang kuat bagi Bosch untuk terus berinvestasi pada berbagai bidang yang krusial di masa depan.

Dengan nilai penjualan sebesar 71,5 miliar euro (1.252,1 triliun rupiah), belanja penelitan dan pengembangan pada dasarnya tidak mengalami perubahan, yaitu sebesar 5,9 miliar euro (103,32 miliar rupiah), dan margin EBIT dari operasional mencapai 2,8 persen. Setelah disesuaikan dengan biaya restrukturisasi, yang menambah beban pada hasil pada 2020, angkanya menjadi 4,7 persen.

Dalam jangka panjang, Asenkerschbaumer percaya perlunya menjaga seluruh rantai pasokan di industri otomotif agar tidak terlalu rentan terhadap gangguan. Selain itu, menyelaraskan bisnis mobilitas perusahaan dengan bidang-bidang penting di masa depan seperti elektromobilitas, pengemudian otomatis, dan arsitektur elektronik membutuhkan investasi awal yang sangat besar.

Pada 2020, penjualan Bosch Group mencapai 71,5 miliar euro (1.252,1 triliun rupiah). Akibat pandemi, penjualan turun sebesar 6,4 persen dari tahun sebelumnya (4,3 persen setelah disesuaikan dengan efek nilai tukar).

Perusahaan memperoleh laba sebelum bunga dan pajak (EBIT dari operasional, disesuaikan dengan efek alokasi harga beli untuk Automotive Steering dan BSH Hausgeräte) sebesar 2 miliar euro (35,024 triliun rupiah). Margin EBIT dari operasional mencapai 2,8 persen.

“Peningkatan penjualan pada paruh kedua tahun ini, ditambah penghematan biaya yang signifikan, membantu meredam dampak pandemi” jelas Asenkerschbaumer.

By isnawati

Gadis kelahiran tahun 1995 lulusan UNPAM, yang bercita-cita ingin menjadi pengusaha agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Gadis pemalu ini bergabung di lensautama.com sebagai penulis untuk menyalurkan hobi nya karena tertular sang suami yang menjadi penulis di sebuah media lokal

Komentar pembaca