Simposium Nasional Kebudayaan Resmi Dibuka Presiden, Karakter Bangsa Jadi Sorotan

LentaUtama.com – Simposium Nasional Kebudayaan (SNK) dengan tema “Pembangunan Karakter Bangsa untuk Melestarikan dan Menyejahterakan NKRI Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945” dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo di Balai Kartini, Jakarta.

Dalam sambutannya Presiden menyampaikan pentingnya pembentukan karakter bangsa. Interaksi sosial kebudayaan jika tidak dipersiapkan dengan baik maka nilai-nilai kebangsaan akan tergerus dan punah.

“Perkembangan teknologi membuat tantangan tersendiri bagi pendidikan berkarekter. Media sosial kini telah mengambil alih pengajaran kepada anak-anak, hal tersebut menunjukan interaksi sosial sangat berperan penting untuk menyeimbangkan pengaruh global terhadap generasi saat ini,” jelas Presiden.

Presiden juga mengatakan infrastruktur tetap harus dilakukan untuk membangun interaksi sosial secara menyeluruh dari ujung barat hingga timur.

“Infrastruktur harus dibangun secara menyeluruh untuk menyatukan 17.000 pulau. Jarak tempuh Aceh ke Wamena memakan waktu 9 jam 15 menit, itulah Negara kita. Tanpa ada infrastruktur itu, tidak akan bisa orang Aceh terbang ke Wamena,” tutur Presiden.

Lebih lanjut Presiden mengingatkan bahwa ada tiga pekerjaan rumah yang harus dibangun yaitu etos kerja, produktifitas dan kedisiplinan. Apabila tiga hal tersebut dapat dilaksanakan, Indonesia akan mampu dan menang bersaing dengan negara-negara lainnya.

Sementara itu Letjen (Purn) Slamet Supriyadi, Ketua Pelaksana Simposium Nasional Kebudayaan menjelaskan SNK sebenarnya digagas sejak tahun 2013 lalu oleh Ketua Dewan Pertimbangan PPAD Jenderal TNI (Purn) Widjojo Sujono untuk memulihkan karakter bangsa yang kala itu melihat keadaan bangsa seperti kehilangan jati diri.

“Masyarakat meninggalkan Pancasila, tingkah lakunya bukan lagi Indonesia, nilai-nilai Indonesia dibuang habis. Untuk itu saat ini diperlukan pendidikan berkarakter dan dijalankan dengan baik seperti konstitusi yang dilaksanakan dengan benar, peradaban yang benar dan harus ditingkatkan kualitas penyelenggara” jelas Slamet.

Simposium nasional ini berlangsung selama dua hari yaitu 20 -21 November 2017 yang diadakan oleh FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia), PPAD (Persatuan Purnawirawan Angakatan Darat) dan YSNB (Yayasan Suluh Nuswantara Bakti).

Komentar pembaca