lensautama — Harapan akan kebangkitan Manchester United kembali pupus setelah kekalahan menyakitkan 3-1 dari Brentford pada Sabtu malam (27/9/2025) di lanjutan Liga Inggris. Kekalahan ini tidak hanya memperpanjang catatan inkonsistensi Setan Merah, tetapi juga meningkatkan tekanan terhadap sang manajer, Ruben Amorim.
Setelah sempat menunjukkan secercah optimisme lewat kemenangan atas Chelsea, performa buruk melawan Brentford seolah membatalkan semua harapan. Hingga pekan ini, Manchester United belum pernah mencatatkan dua kemenangan beruntun di Liga Inggris di bawah kepemimpinan Amorim.
Salah satu kritik utama terhadap Amorim adalah kegigihannya mempertahankan skema 3-4-2-1, yang dianggap terlalu mudah dibaca dan dieksploitasi oleh lawan-lawan Premier League. Meski sistem ini sukses di masa lalu bersama Sporting Lisbon, banyak pihak menilai formasi ini belum cocok diterapkan di Manchester United.
“Ruben sangat beruntung masih dipertahankan” ujar legenda Premier League, Alan Shearer.
“Bagaimana bisa dia masih dipekerjakan?” tambah Martin Keown, mempertanyakan keputusan manajemen MU yang masih memberi kepercayaan kepada Amorim.
Menanggapi derasnya kritik, Ruben Amorim justru memberikan pernyataan yang mengejutkan. Pelatih asal Portugal itu menyatakan tidak takut kehilangan pekerjaannya.
“Silakan. Saya tidak pernah khawatir tentang pekerjaan. Itu bukan keputusan saya. Setiap menit, saya akan melakukan yang terbaik” tegas Amorim.
Pernyataan tersebut memicu perdebatan baru di kalangan pendukung Manchester United dan para pengamat. Banyak yang menilai Amorim seolah menantang manajemen klub dan menunjukkan ketidaktertarikan terhadap tekanan dari luar.
Sejak ditunjuk sebagai manajer Manchester United, Ruben Amorim gagal membawa kestabilan performa tim.
Tekanan dari fans dan pengamat sepak bola semakin meningkat. Di media sosial, tagar seperti #AmorimOut dan #SaveUnited sempat menjadi trending, mencerminkan keresahan fanbase global Manchester United terhadap arah tim saat ini.
Banyak yang menyerukan agar manajemen klub, terutama CEO dan Direktur Teknik, segera mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan musim sebelum semakin terpuruk.
