Jakarta – China-Indonesia Economic, Trade and Investment Forum (Forum Ekonomi, Perdagangan, dan Investasi Tiongkok-Indonesia) dimulai pada pukul 14.30 di Ballroom 1 3F Jakarta International Expo (JIEXPO).
Acara ini diselenggarakan bersama oleh Council for the Promotion of International Trade Shanghai (CCPIT Shanghai) / Kamar Dagang Internasional Shanghai, Biro Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (Trade Development Bureau of the Ministry of Commerce of the People’s Republic of China) dan KADIN Indonesia, dengan dukungan khusus dari Shanghai Integrated Service Center (Pusat Layanan Terpadu Shanghai) untuk The Belt and Road Initiative (BRI) dan juga untuk mendorong internasionalisasi perusahaan-perusahaan.
“China-Indonesia Economic, Trade and Investment Forum” diadakan untuk mewujudkan kerjasama solid antara kedua negara dan membantu perusahaan di kedua wilayah untuk lebih memperluas pasar internasional.
Diadakannya acara ini di tahun 2023 sekaligus menandai ulang tahun ke-10 The Belt and Road Initiatives (BRI), sebuah proyek strategi pembangunan infrastruktur global yang dilaksanakan oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 2013 untuk berinvestasi di lebih dari 150 negara dan organisasi internasional, dan sekaligus ulang tahun ke-10 pembentukan China-Indonesia Comprehensive Strategic Partnership (Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Indonesia).
Minhao ZHOU, Ketua CCPIT Shanghai/Kamar Dagang Internasional Shanghai mengatakan, RCEP yang efektif akan membentuk pola baru kerja sama ekonomi dua sisi berdampingan atau “double-wheel-driven” antara Indonesia – Tiongkok, serta meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua negara ke tingkat yang baru.
“Sebagai organisasi untuk mempromosikan perdagangan dan investasi internasional antara Shanghai dan seluruh dunia, kami bertujuan untuk melayani keterbukaan Shanghai kepada dunia dan melayani perusahaan-perusahaan baik itu dari Tiongkok maupun perusahaan Asing” ungkapnya
“Kami akan terus memainkan peran kami sebagai jembatan ekonomi dan perdagangan internasional sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mempromosikan pembangunan ekonomi dunia yang terbuka dan saling menguntungkan” kata Minhao ZHOU.
“Indonesia perlu merubah berbagai macam indikator untuk mengarah pada Indonesia Emas 2023. Harapannya, pada tahun 2038 kita sudah bergerak dari middle-income country menjadi negara berpenghasilan tertinggi” ujar Sekretaris II Chamber of Industry dari KADIN Indonesia, Widiyanto Saputro.
“Hilirisasi ini bisa meningkatkan pendapatan negara sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Hal kedua yang penting untuk mencapainya adalah melalui “multi-player effect” yang dikejar dengan cara penerapan TKDN pada produk-produk yang wajib dipakai. “Hampir 2 tahun ini, sudah 40.000 produk yang memiliki sertifikasi diatas 25%, dan 27.000 diantaranya sudah memiliki tingkat kandungan lokal diatas 40%, namun ini baru 5% dari jumlah total produk yang dibeli pemerintah Indonesia” tambahnya
“Indonesia dan Tiongkok terus memperdalam rasa saling percaya dan pemahaman masing-masing, sehingga Tiongkok dan Indonesia telah sukses bekerja sama satu sama lain untuk saling mempromosikan dan menginspirasi” jelas Song XUE, Associate Professor di Institute of International Studies, Fudan University.
Melalui kerja sama yang berkesinambungan dan upaya bersama dalam memecahkan berbagai masalah, kedua negara tidak hanya bergerak ke arah satu sama lain di jalur modernisasi masing-masing, tetapi juga memberikan contoh kerja sama bagi negara-negara berkembang lainnya untuk mencapai pembangunan dan kemakmuran bersama.
Menanggapi perkembangan pesat teknologi informasi digital saat ini, transformasi digital perusahaan telah berdampak luas pada perubahan dan perkembangan berbagai model bisnis.
Forum diskusi ini bertemakan “Inovasi Model Bisnis Digital dan Pengembangan Produk dan Layanan Pemasaran Digital” dan dilaksanakan dalam dua bahasa. Lebih dari 200 peserta dari 150 perusahaan, kelompok, dan organisasi dari Tiongkok dan Indonesia menghadiri forum ini.