Sepanjang 2020, Adira Finance Membukukan Laba Bersih Rp 1,0 Triliun

Jakarta – Hampir seluruh sektor ekonomi dan bisnis mengalami pelemahan yang signifikan di sepanjang tahun 2020, termasuk industri otomotif. Penjualan mobil baru domestik ritel tercatat menurun sebesar 44% di tahun 2020, sedangkan penurunan penjualan sepeda motor baru domestik ritel mengalami penurunan sebesar 38% di tahun 2020.

Adira Finance melakukan beberapa inisiatif dalam merespon tantangan di tahun 2020 antara lain memastikan kegiatan operasional berjalan dengan baik dengan penerapan BCP (Bisnis Continuity Plan), memberikan restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terkena pandemi Covid-19.

Hingga akhir Desember 2020, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 827 ribu kontrak atau sekitar Rp. 18,9 triliun mewakili sekitar 35% dari piutang yang dikelola per Februari 2020. Seiring waktu, sekitar 80% dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya.

Kami juga beradaptasi dengan perubahan pasar dengan melanjutkan investasi dalam digitalisasi dan mempercepat digitalisasi selama pandemi sedang berlangsung. Oleh karena itu, ADMF telah meluncurkan AdiraKu, sebuah aplikasi mobile bagi nasabah dan calon nasabah untuk melakukan berbagai layanan lengkap seperti “digital branch”, yang dapat digunakan antara lain untuk melihat pembayaran angsuran nasabah, pengajuan kredit, mengecek status dan perkembangan pinjaman, juga berhubungan dengan agen layanan pelanggan.

Hingga Desember 2020, jumlah konsumen yang telah mengunduh aplikasi ini sekitar 889 ribu konsumen dan jumlah konsumen yang terdaftar sekitar 399 ribu konsumen. Selain itu, kami terus berinvestasi dalam organisasi yang fokus pada customer centric misalnya, AdiraPoints diluncurkan sebagai sistem poin reward dan program loyalitas bagi pelanggan setia Adira Finance.

“Ditengah penurunan tajam penjualan otomotif, Adira Finance membukukan pembiayaan baru di tahun 2020 sebesar Rp 18,6 triliun atau turun 51% dari pencapaian tahun sebelumnya. Pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motor masingmasing menurun sebesar 46% dan 52%” Ujar Hafid Hadeli, Presiden Direktur.

“Pangsa pasar kami pada segmen mobil dan sepeda motor juga ikut turun masing-masing menjadi 4,1% dan 9,5% di tahun 2020. Kami juga lebih berhati-hati dalam melakukan akuisisi pembiayaan baru pada tahun lalu untuk menghadapi peningkatan risiko kredit” imbuhnya

“Perusahaan juga telah menggunakan fasilitas pinjaman sindikasi (syndicated loan) luar negeri sebesar USD 300 juta dimana pinjaman ini telah sepenuhnya dilakukan lindung nilai (fully hedged) baik dari pokok maupun suku bunganya. Adira Finance juga mendapatkan dukungan standby facility setara dengan USD 280 juta” kata Hafid Hadeli.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance, menjelaskan perusahaan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 10,3 triliun atau turun 14,0% di 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama dikarenakan penurunan piutang pembiayaan yang didorong oleh penurunan pembiayaan baru yang sejalan dengan penurunan signifikan pada pasar penjualan otomotif, serta adanya restrukturisasi pinjaman kepada konsumen di sepanjang tahun 2020.

Sehingga pendapatan bunga bersih Adira Finance tercatat sebesar Rp 6,0 triliun, turun 17,1%. Akibatnya margin bunga bersih Adira Finance juga menurun menjadi sebesar 12,0% di 2020. Di samping itu, beban operasional kami turun sebesar 4,7% menjadi Rp 3,5 triliun dimana kami telah melakukan langkah-langkah secara efektif untuk mengelola biaya operasional selama pandemi.

Cost of credit kami meningkat sebesar 13,4% menjadi Rp 2,0 triliun.
Dengan demikian, laba bersih Perusahaan setelah pajak dibukukan sebesar Rp 1.026 miliar atau mengalami penurunan sebesar 51,4%. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 3,1% dan 13,3% di 2020.

Biaya kredit Perusahaan termasuk piutang pembiayaan bersama naik menjadi 6,4% atas total piutang yang dikelola pada tahun 2020 seiring dengan kondisi lingkungan bisnis yang terus memburuk disepanjang tahun 2020.

“Pada Januari 2021, Pefindo, lembaga pemeringkat domestik, telah menetapkan kembali pemeringkatan Adira Finance yaitu idAAA (stabil) di tengah kondisi ekonomi yang kurang mendukung” jelas I Dewa Made Susila.

“Kami telah mempersiapkan strategi dan inisiatif untuk mengembangkan bisnis, antara lain memperkuat dan meningkatkan pangsa pasar di bisnis otomotif dengan memberikan berbagai program penjualan yang menarik bagi nasabah, memperluas usaha pada bisnis non-otomotif (produk multiguna, dan fee based income dan lain-lainnya)” tutup Hafid Hadeli.

Komentar pembaca