Jakarta – Memperingati Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, Program Peduli yang fokus bekerja untuk melindungi dan mendorong pemenuhan hak-hak anak dan remaja rentan memberi kesempatan pada anak-anak untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan alami selama masa pandemi.
Dengan mengambil tema “Aku dan Corona”, Program Peduli mengganggap suara anak penting untuk diperdengarkan agar kebutuhan mereka terpenuhi dan perlindungan terhadap mereka dapat dilakukan dengan tepat.
Sekitar 500 anak yang tersebar di lebih dari 30 titik lokasi di seluruh Indonesia antusias menyambut Temu Anak Peduli yang akan diselenggarakan secara virtual pada 21 dan 22 Juli 2020.
Sebelum acara puncak, para peserta sudah mengikuti beberapa kegiatan sebelumnya di daerah masing-masing, kegiatan dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan dan peraturan yang berlaku di setiap daerah.
Anak-anak dan remaja yang ikut serta berasal dari berbagai latar belakang. Mereka adalah anak dan remaja yang suaranya jarang didengar bahkan seringkali mendapatkan stigma dan diskriminasi dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Mereka adalah anak-anak yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), anak yang menjadi korban eksploitasi seksual komersial, anak dari pekerja migran, anak dari penyintas pelanggaran Hak Asasi Manusia, anak dengan disabilitas, anak dari kelompok agama minoritas dan penghayat kepercayaan.
Mereka membuat berbagai macam karya untuk menyuarakan kegelisahan mereka, mulai dari gambar poster, kerajinan tangan, puisi, tarian, lagu, dan lain-lain. Karya ini akan dipertontonkan pada acara Temu Anak Peduli pada 21 Juli mendatang meskipun berlangsung secara virtual. Selain itu, mereka juga dengan semangat menyanyikan lagu “Raih Mimpi” yang menjadi lagu tema Hari Anak Nasional beberapa tahun belakangan.
“Mana sekolah kami? Mana sekolah kami?”, katanya. Situasi pandemi membuat anak-anak di LPKA yang tadinya masih dapat mengenyam pendidikan hanya menghabiskan hari-hari tanpa kegiatan yang berarti. “Kami hanya di kamar, merenung,” ujar salah satu anak.
Program Peduli konsisten untuk selalu menyuarakan aspirasi dan harapan dari anak-anak yang termarginalkan. Terlebih di saat pandemi sekarang ketika proses dan ruang partisipasi menjadi semakin sempit.
ada tanggal 22 Juli 2020, Program Peduli juga menyediakan ruang bagi anak dan remaja untuk dapat menyampaikan aspirasinya secara langsung kepada pemerintah, meskipun tetap dilakukan dalam ruang virtual. Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan langsung suara anak dan mempertimbangkannya dalam pengambilan keputusan yang lebih inklusif.