Lensautama.com – Saat ini mobil bertransmisi otomotis sudah hampir merajai jalanan. Penggunaannya yang mudah dan ringkas membuat mobil dengan transmisi ini laku keras. Penggunaan mobil bertransmisi otomatis dan manual jelas sangat berbeda.
Apabila di mobil transmisi manual ada tuas perseling dan kopling yang harus diinjak untuk perpindahan gigi dan lainnya, sedangkan di mobil tipe otomatis tidak ada. Walaupun tidak ada kopling yang harus diinjak, bukan berarti pengguna mobil otomatis dapat bersantai-santai.
Banyak ditemui para apengguna mobil otomatis menggunakan transmisi (D) saat berkendara. Mereka bahkan tidak memindahkan ke level transmisi lainnya. Padahal hal tersebut salah. Karena dengan karakter seperti itu secara tidak langsung dapat merusak gearbox.
Menurut seorang Mekanik di bilangan Jakarta-Timur, Rudi, menilai terus-menerus menggunakan transmisi D bisa menyebabkan gearbox terus menerus bekerja. Dampaknya bisa menyebabkan kopling menjadi selip.
Bang Rudi begitu disapa teman-temannya menyarankan agar pengguna matik untuk tidak malas memindahkan tuas ke posisi lainnya, seperti N (Netral), saat kondisi jalan macet atau sedang berhenti sebentar.
“Apabila terkena lampu merah atau berhenti sebentar, pindahkan ke (N) Netral. Atau pindahkan ke angka 2 atau 3 kalau lagi nanjak pindah ke Low. Jangan di D terus. Bukan berarti matic, terus tidak dipindah tuasnya,”ujar Rudi lebih lanjut, saat ditemui Lensautama.com di bengkel pribadinya.
Low Transmision
Angka 2 dan 3 pada mobil otomatis bukan tidak ada alasan. Apabila berada di angka 2, berarti tenaga atau kecepatan mobil hanya sampai pada gigi 2 saja. Begitupun saat tuas berada di angka 3.
Artinya kecepatan mobil hanya sampai gigi 3. angka 2 dan 3 sangat berperan disaat momen tertentu seperti mobil menanjak. Ini karena transmisi otomatis sudah diatur oleh ECU yang memperhitungkan mobil kapan harus pindah gigi.
“Kalau mobil berhenti lama, jangan terus di posisi (D), lebih baik pindahkan ke posisi Netral (N) atay posisi parkir (P). Kalau terus di D otomatis gearbox-nya terus bekerja. Kalau kelamaan dapat menyebabkan direm bisa selip koplingnya,” pungkas Rudi.