Aneurisma aorta ada 2 jenis yaitu aneurisma aorta torakal yang ada di rongga dada dan aneurisma aorta abdomen yang ada di perut kita.
“Kalau aneurisma aorta torakal tindakannya disebut TEVAR sedangkan aneurisma aorta abdomen tindakannya disebut EVAR (Endovascular Aneurysm Repair)” Ujar Dokter Rony.
Dokter Rony, menambahkan bahwa faktor resiko seseorang dapat terkena aneurisma aorta adalah hipertensi yang tidak terkontrol (punya riwayat hipertensi), nyeri punggung yang luar biasa, kalau jalan atau beraktifitas seringkali terasa sesak di dada, mudah lelah, pada abdomen kadang perut suka terasa berdenyut.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Rumah Sakit Awal Bros Tangerang, Dr. Rony M. Santoso, SpJP menjelaskan bahwa tingkat keberhasilan TEVAR ini mendekati 100% karena sebelum tindakan selalu di re-check dengan MSCT jadi ukurannya tidak akan meleset.
Tindakan TEVAR berkisar 1-2 jam bergantung dari kasusnya. Karena TEVAR ini merupakan tindakan minimal invasif, maka pasien hanya dilakukan sedasi atau bius ringan. Waktu penanganan pun lebih singkat, sebab kalau tindakan operasi konvensional bisa memakan waktu lebih dari 3 jam.
“Waktu pemulihan juga lebih cepat, pasca tindakan pasien sebenernya cukup untuk minum obat secara teratur saja dan menjaga pola makan” Jelasnya.
“Penyakit aneurisma aorta ini perlu di waspadai bilamana terjadi perdarahan karena bisa mengakibatkan kematian” Papar Dokter Rony.
Metode TEVAR ini sebenarnya sudah ada sejak lama namun tidak banyak Rumah Sakit di Indonesia yang melakukannya karena faktor biaya dan sumber daya manusia (para dokter) yang belum banyak mengerjakannya.
Sehingga sejauh ini hanya bisa dilakukan Rumah Sakit yang memiliki pusat layanan jantung terpadu (heart center) yang besar seperti di Rumah Sakit Awal Bros Tangerang.