IMI Buat Perubahan Peraturan Ajang Indonesia eXtreme Offroad Championship 2018

Lensautama.comIkatan Motor Indonesia (IMI) selaku induk olahraga otomotif di Tanah Air, telah membeberkan beberapa perubahan peraturan baru untuk ajang Indonesia eXtreme Offroad Championship (IXOR) 2018. Perubahan tersebut menyangkut dua hal, yaitu jadwal perlombaan serta hal-hal teknis seperti spesifikasi mobil.

“Sebelumnya direncanakan bahwa IXOR 2018 akan digelar sebanyak lima putaran, namun komisi speed offroad telah mengkaji ulang bahwa di tahun ini, IXOR hanya akan digelar sebanyak empat putaran saja, dan putaran pertamanya akan dimulai pada 22 Juli mendatang.”jelas Ketua Komisi Speed Offroad IMI Pusat, Fredrik T. Moeladi

Sementara untuk perubahan teknisnya, IMI telah mempertimbangkan untuk memberikan warna baru dalam kancah speed offroad di Indonesia dengan memperbolehkan mobil turbo diesel untuk berkompetisi di ajang IXOR.

“Kami butuh teknologi baru dan muka baru untuk ikut turun berkompetisi. Ketika kami melakukan analisa berdasarkan data yang ada,muncul ide untuk memperbolehkan mobil turbo diesel ikut ambil bagian di ajang IXOR,” lanjut Fredrik.

Dengan data yang ada dan telah dipelajari IMI, nantinya mobil turbo diesel ini akan masuk dan bergabung dengan kelas G4.3. Spesifikasi mobil turbo diesel yang bisa bergabung di kelas G4.3 yaitu mesin turbo diesel 4 silinder berkapasitas 2800cc. Peraturan modifikasinya pun mengikuti semua peraturan yang ada di kelas G4.3; mesin bebas dimodifikasi, termasuk untuk penggantian turbo danintercooler.

Dengan adanya mobil turbo diesel yang akan berpartisipasi di IXOR 2018 ini, membuktikan bahwa kendaraan yang ikut akan semakin bervariasi, tak hanya mobil jip enam silinder saja, namun juga semua kendaraan turbo diesel yang berbasis SUV ataupun juga double cabin.

Frederick juga berharap agar dengan diberlakukannya peraturan baru ini, Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) bisa ikut berkompetisi dan meramaikan industri otomotif di Indonesia, khususnya di kendaraan penggerak empat roda.

“Turbo diesel akan memberikan peluang kepada brand kendaraan agar bisa berkompetisi di sebuah kejuaraan yang menarik. Dengan adanya campur tangan dari ATPM, tentu akan menjadi tolak ukur perkembangan produk mereka sekaligus menjadi pembuktian performa kendaraan mereka yang tangguh,” tambahnya.

Perubahan lainnya adalah pengurangan kelas di grup 5 atau free for all (FFA). Jika sebelumnya grup 5 dikenal memperlombakan sebanyak 4 kelas, di tahun ini IMI menetapkan bahwa grup 5 hanya akan memperlombakan sebanyak 3 kelas.

“Melihat data catatan waktu perlombaan selama ini yang kami analisa, kendaraan mesin depan sudah sangat tertinggal dengan yang mesin belakang, maka IMI melakukan perubahan di kelas FFA ini agar berlangsung lebih kompetitif.”ucap Fredrik

Oleh karena itu, skema yang digunakan di grup 5 tahun ini adalah sebagai berikut:

– Kelas 5.1 (Semua mobil mesin depan dengan transmisi manual tanpa batasan cc, kecuali kendaraan 8 silinder yang ingin memakai force induction seperti super chargeratau turbo charger dan Nos hanya diperbolehkan maksimal sampai 5000cc)

– Kelas 5.2 (Mesin belakang 4 dan 6 silinder ditambah mesin depan 4, 6, ataupun 8 silinder dengan transmisi otomatis serta mobil kapasitas di atas 5000cc mesin depan denganforce induction, super charge dan Nos

– Kelas 5.3 (Mesin belakang 8 silinder)

Sementara itu, Fredrik juga telah berkoordinasi langsung dengan Rifat Sungkar selaku Ketua Komisi Rally dan Sprint Rally IMI Pusat guna membicarakan perihal kolaborasi antara IXOR dan Kejurnas Sprint Rally.

“Kolaborasi ini bertujuan untuk setiap ajang otomotif di Indonesia diikuti oleh lebih banyak lagi peserta yang ada. Dengan adanya kolaborasi ini juga mereka bisa bebas memilih dan menentukan event apa yang akan diikuti. Lagipula kolaborasi IXOR dan Kejurnas Sprint Rally di waktu bersamaan akan membuat suasana kompetisi menjadi lebih ramai, terlebih di tahun ini yang memperbolehkan kelas jip boleh memperebutkan gelar Kejuaraan Umum,” terang Rifat.

Di ajang Kejurnas Rally dan Sprint Rally nanti, kelas jip hanya akan dibagi menjadi dua kelas, yaitu J1 (0 – 1600 cc) dan J2 (1600 – 5000 cc (bensin atau diesel dengan batasan 8 silinder)). Sementara bodi casis dan sebagainya bebas, namun yang dibatasi adalah jip yang ingin mengikuti Kejurnas Rally dan Sprint Rally diwajibkan memakai ban rally atau ban AT dengan diameter maksimal 28 inci.

“Diharapkan event Kejurnas di luar kota bisa selalu ramai karena populasi jip dan para pecinta jip tersebar luas di seluruh pelosok Indonesia,” pungkas Rifat.

Komentar pembaca