Lensautama.com – Merebaknya isu tentang wabah penyakit Difteri belakangan sangat meresahkan masyarakat. Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae, yang dapat menyebabkan kematian bila salah dalam pemahaman dan penanganannya. Hingga saat ini wabah difteri masih menjangkiti negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Saat ini banyak masyarakat yang berbondong-bondong mendatangi klinik, dokter, hingga Rumah Sakit Besar untuk mendapatkan vaksinasi. Pertanyaannya adalah, seberapa besar khasiat dan manfaat dari vaksinasi ini?
Dokter Kristoforus HD, Sp. PD dari In Harmony Vaccination menjelaskan bahwa sebenarnya seseorang yang sudah terinfeksi penyakit difteri ini harus mendapatkan perawatan yang insentif dan anti toksin difteri. Hal ini dikarenakan keterlambatan mengetahui gejala akan penyakit difteri ini. Memang gejala penyakit ini sendiri agak semu dan hampir banyak orang kurang memahaminya, bahkan tak terkecuali para ahli medis sendiri sering kurang memahaminya. Biasanya gejala awal difteri hampir mirip dengan penyakit batuk-flu-pilek biasa, namun saat diagnosa lewat pemeriksaan dokter dan terlihat ada selaput putih di sekitar tenggorokan disitulah baru diketahui seseorang terkena difteri. Saat itu bibit penyakit difteri ini sebenarnya sudah mengakar atau bertumbuh kembang.
“Ada tiga hal yang dapat dilakukan seseorang untuk mencegah terserang penyakit difteri ini, yaitu dengan memakai masker saat di keramaian, mencuci tangan, atau dengan vaksinasi,”terang dr. Kristo.
“Karena penyebaran penyakit ini sangat efektif melalui udara, makanya saat kita berada di tengah kerumunan orang banyak sebaiknya gunakan masker. Dan jangan lupa sering mencuci tangan, karena penyebaran melalui sentuhan langsung dengan penderita atau alat disekitar juga sangat beresiko tinggi tertular,”tambah dr. Kristo lagi.
Dengan demikian melalui Klinik In Harmony Vaccination miliknya, dr. Kristo sering memberikan edukasi kepada para pasiennya untuk melakukan vaksinasi. Karena hanya dengan seseorang melakukan vaksinasi, mereka sudah dapat meminimalisasi resiko terkena penyakit difteri. Diperkirakan bahwa vaksinasi dapat melindungi seseorang terkena difteri hingga 95%, dibandingkan dengan hany menggunakan masker dan mencuci tangan.
Saat seseorang menerima vaksinasi, dirinya sudah terproteksi selama kurang lebih 10 tahun kedepannya. Hal ini dikarenakan vaksinasi dapat memberikan kekebalan tubuh ekstra untuk menghadapi serangan suatu penyakit.