• 29 Maret 2024 18:28

Pertumbuhan High Impact Entrepreneur, Perkuat Ekosistem Kewirausahaan Indonesia

ByMuhammad Yusuf

Mar 19, 2017

LENSAUTAMA.COM Pertumbuhan entrepreneur diberbagai sektor terus tumbuh dangan sangat pesat. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 mencatat adanya kenaikan 4 juta entrepreneur dalam kurun waktu 10 tahun belakangan. Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan paling pesat diantaranya startup digital. Data Asosiasi Fintech Indonesia mencatat sudah ada sekitar 140 startup yang bergerak khusus di fintech saja pada tahun 2016.

Endeavor Indonesia, organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan high impact entrepreneur, melihat tren ini sebagai peluang dan tantangan. Harun Hajadi, Endeavor Indonesia Board Chairman mengutarakan, “Dalam bidang kewirausahaan, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Entrepreneur harus mampu memberikan dampak terhadap masyarakat, menyokong ekosistem kewirausahaan, dan menjadi katalisator bagi ekonomi.”

Sebagai gambaran, 19 Endeavor Entrepreneur dari 17 perusahaan mampu menciptakan sebanyak 6.340 lapangan pekerjaan baru dan kontribusi terhadap ekonomi sebesar IDR 2,2 triliun di tahun 2015. Saat ini Endeavor Indonesia sudah memiliki 35 entrepreneur dari 28 perusahaan di dalam jaringannya.

“Kami percaya bahwa high impact entrepreneur dapat menciptakan siklus kewirausahaan kondusif, yang secara jangka panjang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Scale-Up Indonesia hadir sebagai wadah untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan mendukung lebih banyak lagi high impact entrepreneur,” tambahnya.

Scale-Up Asia 2017 yang diadakan di Jakarta hari ini merupakan solusi untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan Indonesia. Dalam acara ini, Endeavor Indonesia mempertemukan lebih dari 1.000 orang entrepreneur muda, dengan CEO, investor, pebisnis, tokoh pemerintahan terkemuka di Indonesia untuk berdiskusi dan mengembangkan jaringan demi usaha mencetak high impact entrepreneur. “Diskusi-diskusi ini akan berujung pada bagaimana menciptakan bisnis yang mampu memberikan solusi atas problema di masyarakat dan bagaimana bisnis yang sudah terbangun dapat berkembang dan berkelanjutan,” tambah Harun.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf yang turut hadir dalam Scale-Up Asia 2017 mengatakan bahwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif sudah menjadi salah satu dari 10 sektor utama di Indonesia. Pada tahun 2013, sektor ini berkontribusi 7,05% pada GDP nasional dan diprediksi akan meningkat hingga 12% pada tahun 2019. “Tapi, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa entrepreneur di Indonesia khususnya di industri kreatif masih menghadapai berbagai tantangan dalam mengakselerasi bisnisnya. Beberapa tantangan tersebut di antaranya sulitnya mengakses permodalan, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualitas, minimnya role model serta kurangnya akses terhadap network,” jelas Triawan. “Kami yakin program yang membuka akses ke mentorship dan networking s eperti Scale-Up Asia yang diselenggarakan oleh Endeavor ini akan membantu pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia,” sambungnya.

Scale-Up Asia 2017 didukung oleh Maybank melihat kesamaan tujuan acara dengan misi mereka untuk mendukung ekosistem kewirausahaan di Indonesia. “Misi kami untuk humanizing financial services memiliki makna bahwa kami akan selalu berada di tengah-tengah komunitas, memberdayakan masyarakat melalui pembekalan jasa keuangan termasuk kepada entrepreneur. Maybank dan Endeavor memiliki tujuan yang sejalan dalam memberdayakan entrepreneur. Inilah yang menjadi alasan utama kami kembali berkolaborasi dengan Endeavor mendukung acara Scale-Up Asia ini,” kata Taswin Zakaria, Presiden dan CEO Maybank Indonesia. Scale-Up Asia juga didukung oleh Fabelio, Dattabot dan GnB Accelerator.@Hafidz_mabrur

Komentar pembaca