Jakarta – Sebuah insiden tragis terjadi di tengah kerumunan massa ketika kendaraan taktis (rantis) Brimob terekam kamera menabrak dan melindas seorang pengemudi ojek online (ojol) hingga meninggal dunia. Kejadian tersebut memicu gelombang kecaman dari masyarakat, sekaligus menyoroti penggunaan rantis di tengah keramaian sipil.
Dalam rekaman video yang beredar luas di media sosial, terlihat rantis Brimob berwarna hitam melaju dengan kecepatan tinggi di tengah kerumunan. Tanpa mengerem, kendaraan tersebut menabrak pengemudi ojol dan terus melaju setelah insiden, sementara massa segera mengerubungi kendaraan itu.
Kendaraan yang diduga terlibat adalah rantis Brimob Rimueng, salah satu unit taktis yang digunakan untuk operasi pengamanan skala besar. Melansir akun Instagram resmi Humas Korps Brimob, kendaraan ini memiliki spesifikasi tinggi dan dirancang untuk menghadapi medan ekstrem.
Beberapa spesifikasi utama dari kendaraan taktis (rantis) Brimob Rimueng meliputi:
* Mesin 3.200 cc dengan performa tinggi
* Kecepatan maksimum 100 km/jam di jalanan kota
* Mampu menanjak di medan ekstrem dengan kemiringan hingga 60 derajat
* Full body armor plate dengan kaca anti peluru bersertifikasi NIJ Level 3
* Dilengkapi mounting gun senapan serbu
* Dilengkapi 2 pelontar gas air mata volcano caliper 38 mm, mampu menembakkan hingga 15 peluru gas
* Kapasitas angkut: 4 orang di dalam, dan 8 orang berdiri di sisi luar menggunakan footstep
Dengan panjang bodi mencapai 5,33 meter, rantis ini memang dirancang untuk kekuatan dan ketahanan, bukan untuk manuver di area padat atau sempit.
Insiden ini kembali membuka diskusi publik tentang relevansi penggunaan kendaraan taktis (rantis) Brimob dalam situasi kerumunan sipil. Dengan bobot dan kecepatan tinggi, rantis semacam ini dapat menjadi ancaman serius jika tidak digunakan secara tepat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Brimob terkait insiden tersebut. Namun, masyarakat menuntut investigasi menyeluruh dan transparansi atas peristiwa yang menyebabkan kehilangan nyawa warga sipil ini.