Jakarta – Eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals & Clinics, secara resmi membuka operasional klinik terbarunya: Klinik Utama Mata JEC-Bali @ Denpasar.
Hadirnya JEC–Bali @Denpasar semakin mendekatkan masyarakat Bali ke sentra kesehatan mata terdepan yang diperkuat 15 dokter spesialis mata, serta layanan dan fasilitas modern berteknologi mutakhir.
Terdiri atas gedung dua lantai berluas 320 meter persegi, JEC-Bali @ Denpasar memudahkan berbagai kalangan untuk mengakses layanan kesehatan mata berstandar internasional tanpa perlu keluar pulau, apalagi ke luar negeri.
Tak hanya bagi masyarakat Bali, tetapi juga para pengunjung/wisatawan baik domestik maupun mancanegara, serta mereka yang tinggal di kawasan Indonesia Timur bagian selatan. Lebih-lebih di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti sekarang – yang memberi limitasi mobilitas guna mengurangi potensi penyebaran virus korona varian Omicron.
Dr. Luh Putu Intan Kartika Chandra Dewi, M.Biomed, SpM, Kepala Klinik Utama Mata JEC-BALI @Denpasar mengatakan, kembali meningkatnya kasus korona aktif di Tanah Air, termasuk Bali, tentu menjadi keprihatinan dan kewaspadaan kita bersama. Bersamaan itu, situasi kesehatan mata di Bali harus terus berkembang menuju arah yang lebih baik.
“Klinik Utama Mata JEC-Bali @ Denpasar siap mendukung peningkatan kualitas kesehatan mata masyarakat Bali dan sekitarnya dengan layanan yang profesional dan modern, serta tegas mengedepankan penerapan protokol kesehatan COVID-19” ungkapnya
Kondisi kesehatan mata di Bali masih menjadi fokus perhatian. Laporan InfoDATIN, Kementerian Kesehatan: “Situasi Gangguan Penglihatan” (2018) memperlihatkan bahwa persentase kebutaan karena katarak di Bali mencapai 78,0%. Lebih tinggi dari rata-rata nasional: 77,7%.
Bahkan, 26,8% pasien katarak di Bali tidak sadar bahwa mereka menderita gangguan penglihatan ini. Mereka juga tidak tahu bahwa katarak bisa disembuhkan.
Berdasarkan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB 2014-2016) – termuat dalam laporan yang sama, menyebut prevalensi kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas di Bali mencapai 2,0% (sedikit di bawah rata-rata nasional 3,0%).
“Harapan kami, JEC-Bali @ Denpasar turut berperan menguatkan posisi Bali sebagai tujuan wisata dunia yang tidak cuma memiliki keindahan alam dan budaya saja. Namun, juga sebagai destinasi yang semakin nyaman karena didukung sarana kesehatan mata berkualitas dan tepercaya” jelas dr. Cokorda Istri Dewiyani P., Sp.M(K), Direktur PT JEC Bali Vision.
Klinik Mata Utama JEC-Bali @ Denpasar dioperasikan sesuai standardisasi kualitas layanan kesehatan mata yang mengacu pada ASEAN Association of Eye Hospital (AAEH) dan World Association of Eye Hospital (WAEH). Di kedua asosiasi rumah sakit mata terkemuka tersebut, JEC turut berperan menjadi founder dan member.
JEC-Bali @ Denpasar juga dilengkapi solusi andal berbasis teknologi, berupa layanan tele-oftalmologi JEC @ Cloud yang memungkinkan pasien untuk berkonsultasi secara online; tanpa perlu datang dan bertatap muka langsung dengan dokter ahli mata.
“Kehadiran JEC-Bali @ Denpasar di tengah pandemi COVID-19 mengukuhkan komitmen JEC Eye Hospitals and Clinics untuk mendekatkan masyarakat terhadap layanan kesehatan mata yang berkualitas. Terlebih saat ini ketika PPKM level 3 kembali diterapkan oleh pemerintah” kata Dr. Johan A Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Korporat.