• 29 Maret 2024 07:06

Potret Tantangan UMKM dan Peran Online Marketplace dalam Menjaga Ketahanan UMKM di Masa Pandemi

Jakarta – NeuroSensum, perusahaan riset konsumen berbasis neurosains dan kecerdasan artifisial, memaparkan hasil studi kualitatif mengenai peran online marketplace dalam membantu UMKM di Indonesia bertahan selama masa pandemi.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan secara virtual ke sejumlah pelaku UMKM di tanah air, terungkap bahwa lini penjualan offline mereka mengalami penurunan. Ini berbanding terbalik dengan penjualan online mereka yang justru meningkat.

“Kalau nggak ada online mungkin tahun lalu saya udah gulung tikar kali. Pas PSBB kan Tanah Abang ditutup, barang yang saya timbun ada 10M, kalau nggak ada online saya bangkrut” Ujar Bapak Samuel.

Di masa kecanggihan teknologi seperti sekarang, peran online marketplace kemudian menjadi vital dalam mendukung ketahanan UMKM di Indonesia.

Aktivitas offline yang dibatasi karena pandemi, secara alami menghadirkan peluang dan tantangan tersendiri baik bagi pelaku UMKM, pembeli, maupun online marketplace sebagai penyedia tempat berjualan.

“Dalam studi kali ini, kami menjumpai beberapa tantangan yang dihadapi oleh teman-teman UMKM. Pandemi memang mempengaruhi sistem bisnis mereka, artinya mereka harus berpikir dengan cepat bagaimana bertransformasi secara digital” jelas Grace Oktaviana, Associate Director Neurosensum Indonesia.

Dari temuan yang terkumpul, terdapat tiga tantangan utama yang masih jadi kendala bagi perkembangan mereka – dua di antaranya sejalan dengan temuan yang disoroti oleh Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki terkait tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di Indonesia.

Para pelaku UMKM merasa edukasi penjual, salah satunya yang diberikan oleh online marketplace Shopee, sangat membantu dalam membimbing mereka untuk mengembangkan bisnis.

Topik edukasi yang diberikan oleh e-commerce untuk penjual begitu beragam, mulai dari edukasi untuk mengunggah produk di toko online, strategi beriklan, sampai edukasi tentang cara mengelola gudang yang baik. Berbagai tips yang diberikan telah diterapkan oleh penjual dan terbukti membantu menyelesaikan masalah.

“Kita suka diundang pelatihan di kantor Shopee, dari yang dulu gudang kita berantakan akhirnya mereka ngajarin penyusunan rak gimana dan itu yang saya terapkan sampai sekarang. Diajarkan dari nol” kata Pak Kaisar, pedagang barang hobi (perlengkapan kebutuhan hewan).

Dengan volume penjualan yang terus meningkat dan perputaran pesanan yang cepat dari platform online, pelaku UMKM perlu menyeimbangi dengan cara pencatatan stok dan pengemasan barang yang baik sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga.

UMKM juga harus dapat mengatasi tantangan dari segi sumber daya manusia (SDM). Pengembangan SDM tidak hanya dari sisi kuantitas namun UMKM juga harus mempersiapkan SDM yang kompeten, berintegritas, dan memiliki kemampuan untuk mengelola tim seiring dengan perkembangan bisnis.

Berbagai pelaku usaha telah mempersiapkan stok yang lebih banyak dan manpower untuk menghadapi pesanan yang seringkali membludak. Berkaca pada Ramadhan 2020 silam yang juga terimbas pandemi, aktivitas e-dagang menjelang bulan puasa 2021 kurang lebih sama.

Marketplace, contohnya seperti Shopee, berupaya menaikkan pesanan dengan sejumlah promo dan gratis ongkir. Setidaknya cara ini terbukti secara efektif meningkatkan order atau volume penjualan usaha mereka. Dengan meningkatnya volume penjualan, hal tersebut diharapkan memberi kontribusi positif terhadap perputaran roda ekonomi Indonesia.

Aktivitas belanja online pada masa Ramadhan 2021 akan meningkat menjadi 37% dari tahun sebelumnya sebesar 33%. Sebanyak 48% memilih belanja kebutuhan sehari-hari secara online saat Ramadhan 2021, sementara 33% konsumen membeli barang-barang selain barang kebutuhan sehari-hari.

By Gladis Zahra

Gadis lulusan Unpam, ini lahir tahun 2002 memiliki wawasan yang cukup luas, mulai bergabung ke Lensautama.com sekitar tahun 2019 menjadikan Gadis dapat menyalurkan hobi menulisnya.

Komentar pembaca