• 29 Maret 2024 19:23

Jakarta – Royal Enfield, pemimpin global di segmen sepeda motor ukuran menengah (250-750cc), menggelar acara riding “Weekend Rush”. Riding ini merupakan acara komunitas eksklusif, yang diikuti oleh para pemilik motor Royal Enfield Twins – Interceptor dan Continental GT 650.

Riding dimulai dari flagship store Royal Enfield di Pondok Indah, dilanjutkan ke Bintaro untuk menikmati sesi kopi sore, lalu berakhir di kawasan Ancol, dimana para pengendara dapat bersantai dan bercengkrama ditemani pemandangan matahari terbenam yang indah.

Tidak hanya mengajak pengendara untuk melepas kepenatan dari rutinitas, acara ini juga bertujuan membangun ikatan komunitas yang lebih kuat, serta mengenal lebih dekat spesifikasi dari kedua unit motor “kembar” Royal Enfield, Interceptor dan Continental GT 650. Keduanya memiliki ketangguhan yang cocok untuk berbagai kebutuhan pengendara, baik untuk riding jauh ataupun dipacu di dalam kota.

Vimal Sumbly, Head of International Business APAC, Royal Enfield menjelaskan, Royal Enfield Twins telah mendapatkan sambutan hangat dari para penggemar otomotif. Continental GT 650 memiliki karakter cafe racer yang otentik, sementara Interceptor 650 adalah roadster klasik modern yang menyenangkan – sehingga kedua motor ini menggabungkan elemen terbaik dari dua dunia.

Tampilan Interceptor dan GT 650 memang mirip. Sama-sama terinspirasi era 1960-an, keduanya ditenagai mesin dua silinder 650 cc dengan 47 horsepower pada performa puncak 7.250 rpm, serta maksimal 52Nm torsi pada 5.250 rpm.
Menariknya, 80% dari torsi tertinggi sudah bisa dirasakan sejak 2.500 rpm, sehingga laju motor terasa lebih halus dan mengurangi getaran. Mesinnya pun dipersenjatai dengan pendingin udara untuk menjaga temperatur tidak terlalu tinggi.

“Mengapa saya memutuskan untuk memiliki Royal Enfield Interceptor adalah karena harganya yang terjangkau, terutama mengingat mesinnya sudah mencapai 650cc” kata Ipang, pemilik Royal Enfield Interceptor

Sementara itu, Continental GT merupakan penghormatan bagi para cafe racer tahun 1950-an dan 1960-an – dengan penggunaan jok tunggal, tangki bahan bakar yang dipahat, dan stang jepit untuk nuansa balap yang lebih kental.

Motor ini menawarkan posisi berkendara yang condong ke depan, dengan posisi berkendara yang mantap, stang clip-on, footpeg set di belakang. Estetika cafe racer tetap terlihat otentik tanpa mengorbankan kenyamanan sehari-hari.

By Yudi Atmaja

https://lensautama.com

Komentar pembaca