Lensautama.com – Bisnis ojek online semakin menarik, setelah selama ini ada Gojek dan Grab, kini FastGo asal Vietnam mencoba peruntungan di Indonesia. Selain Indonesia, FastGo juga akan melebarkan sayap ke Thailand dan Filipina.
Pendiri sekaligus CEO FastGo Nguyen Huu Tuat, mengatakan bahwa perusahaan induk mereka, NextTech, memiliki visi dan misi untuk ekspansi di luar Vietnam, khususnya Asia Tenggara, selain tentunya memperkuat posisi sebagai pemain ride-hailing domestik. Pada Akhir April kemarin, FastGo sudah beroperasi di Vietnam, Myanmar, dan Singapura.
Tariff Layanan Tetap
Dilansir dari Asia Nikkei, Di Singapura sendiri, FastGo menawarkan tarif layanan tetap. Hal tersebut berbeda dengan Gojek dan Grab yang tarifnya naik-turun, menyesuaikan dengan permintaan.
Kemungkinan besar, apabila FastGo masuk Indonesia persaingan di antara FastGo, Gojek, dan Grab akan lebih fokus pada layanan lain, seperti pesan-antar makanan, pengiriman barang, pembayaran, dan lainnya.
Huu Tuat mengklaim keuntungan pengguna memakai FastGo antara lain karena dimiliki NextTech Group, yang dijuluki “Alibaba dari Vietnam”. NextTech diketahui telah membangun jaringan produk dan layanan dalam e-commerce, fintech, dan logistik.
FastGo
FastGo didirikan pada pertengahan 2018 dan saat ini telah memiliki sekitar 60 ribu mitra pengemudi di 10 provinsi di Vietnam, negara asalnya. FastGo juga telah meluncurkan layanan helikopter bernama FastSky. Layanan seperti ini sempat disediakan oleh Grab di Jakarta, Indonesia pada 2017.
Pada Agustus 2018, perusahaan asal Vietnam ini menghimpun pendanaan seri A dari VinaCapital Ventures. Namun, nilai investasinya tidak disebutkan. Saat ini, FastGo menggalang pendanaan seri B hingga US$ 50 juta atau sekitar Rp 720 juta untuk ekspansi ke beberapa negara di Asia Tenggara dalam dua tahun ke depan.
Setelah Asia Tenggara, FastGo berencana masuk ke pasar Amerika Serikat (AS) dan Brasil. “Kami sedang dalam pembicaraan dengan investor dari Korea Selatan dan AS,” ujar Nguyen Huu Tuat.
.
