Memberantas perbudakan modern secara nyata

Memberantas perbudakan modern secara nyata
LensaUtama.com – Perth, Australia, Kejahatan perbudakan modern yang selama ini terselubung dan sangat
menguntungkan pihak yang salah akan segera diberantas secara nyata dengan solusi praktis berskala
regional yang digerakkan oleh sektor bisnis dan pemerintah, sebagaimana dinyatakan para pemimpin bisnis
dunia di Perth hari ini.

Pada malam peresmian Bali Process Government and Business Forum, para pemimpin bisnis berkumpul di
The University of Western Australia (UWA) untuk membahas tantangan kompleks perbudakan modern di
wilayah Indo-Pasifik pada abad ke-21 ini. Melanjutkan pidato inti dari Menteri Luar Negeri Australia, Hon Julie
Bishop MP, Pimpinan perwakilan bisnis Bali Process Government and Business Forum dari Australia, Andrew
Forrest AO memandu sekelompok panelis untuk membahas sifat dasar dari kejahatan tersebut serta dampak
dan responnya bagi sektor bisnis.

Kuliah berjudul Building ethical supply chains in Asia: how we can fight modern slavery and human trafficking
tersebut diselenggarakan oleh Perth USAsia Centre, bekerja sama dengan Walk Free Foundation, UWA dan
Rio Tinto. Adapun sederet nama yang menjadi panelis adalah Winston Cheng, President of International,
JD.com; Dr Darian McBain, Global Director of Sustainability, Thai Union; William Anderson, Vice President,
Social and Environmental Affairs, Adidas; dan Anbinh Phan, Director Global Government Affairs, Walmart.

Forrest menyatakan bahwa kerjasama kawasan dan lintas-sektor merupakan satu-satunya cara untuk
menyusup jaringan kriminal yang menyebabkan puluhan juta jiwa menderita ini. “Ini tahun pertama
diadakannya Bali Process Government and Business Forum, dan disini telah hadir lebih dari 30 perusahaan
dan badan usaha yang akan bekerjasama membangun strategi dan kemitraan, untuk memberantas perbudakan modern. Belum pernah diadakan forum seperti ini sebelumnya,” ujarnya.

“Sebanyak dua per tiga dari 46 juta jiwa korban perbudakan modern berada di wilayah Indo-Pasifik. Praktik perbudakan modern yang menyedihkan ini mengancam Australia, mengingat sebagian besar rantai pasokan yang memproduksi barang yang kita beli dan konsumsi berasal dari kawasan ini.”Dr Eddy Sariaatmadja, pendiri Emtek Group and pimpinan perwakilan bisnis dari Indonesia untuk forum ini berbicara tentang perbudakan modern: “Isu ini melibatkan negara asal, negara transit, dan negara tujuan.

Oleh karena itu, isu ini membutuhkan solusi regional, dimana Bali Process aktif berperan.” Pemimpin bisnis
lainnya yang berpartisipasi termasuk: Winston Cheng (JD.com, Tiongkok); Naoto Ishizawa (Mitsui & C0, Jepang); Datuk Franki Anthony Dass (Sime Darby, Malaysia); Rob Fyfe (Icebreaker, Selandia Baru); Michael Chaney (Wesfarmers, Australia), dan SW Yoon (POSCO, Korea Selatan).@hafidz_mabrur

Komentar pembaca