Alex Marquez Akui Sulit Kalahkan Sang Kakak, Meski Raih Musim Terbaik Bersama Gresini

lensautama Musim MotoGP terbaru menjadi momen bersejarah bagi Alex Marquez, pembalap tim Gresini Racing Ducati, yang menutup tahun dengan finis di posisi kedua klasemen dunia tepat di belakang sang kakak, Marc Marquez.

Kisah dua bersaudara asal Spanyol ini menjadi sorotan utama di paddock MotoGP 2025. Marc tampil luar biasa di tahun debutnya bersama tim pabrikan Ducati, sementara Alex Marquez menjadi pesaing terdekatnya sepanjang musim dengan performa yang konsisten dan determinasi tinggi.

Mengendarai motor Desmosedici GP24, Alex Marquez menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang musim. Ia berhasil meraih posisi runner-up dalam tujuh balapan beruntun, enam di antaranya di belakang Marc, sebelum mencatat kemenangan bersejarah di Jerez.

Kemenangan tersebut menjadikannya pembalap pertama yang mampu mengalahkan sang kakak dalam balapan yang sama. Tak hanya itu, ia juga menambah kemenangan penting saat Sprint Race di Silverstone, membuktikan kemampuannya menaklukkan lintasan dengan murni tanpa kesalahan rival.

Namun, dominasi Marc Marquez tak tertandingi di paruh kedua musim. Sang kakak mencatat 14 kemenangan berturut-turut, mengamankan gelar juara dunia pertamanya sejak 2019. Rentetan itu baru terhenti di Sirkuit Katalonia, ketika Alex kembali naik podium tertinggi dan memutus rekor kemenangan sang kakak.

Dalam wawancara eksklusif pada acara Estrella Galicia, Alex Marquez berbagi pandangan tentang dominasi kakaknya di lintasan MotoGP.

Kalau melihat catatannya, Marc seakan tak terkalahkan. Tapi, dalam olahraga, tak ada yang benar-benar tak bisa dikalahkan karena segalanya bisa berubah sewaktu-waktuujar Alex Marquez.

Menurut pembalap kelahiran 23 April 1996 itu, kekuatan Marc terletak pada konsistensinya.

Mungkin kamu bisa mengalahkannya sekali dua kali, tapi untuk menjadi lebih baik darinya sepanjang musim hampir mustahil. Ia pembalap komplet yang selalu memaksamu ke batas kemampuanlanjutnya.

Alex juga mengakui bahwa untuk mendekati level sang kakak, ia harus mengambil risiko lebih besar.

“Awal musim saya jarang jatuh di sesi latihan, tapi setelah lima balapan, saya mulai sering terjatuh. Saya sadar itu satu-satunya cara menemukan batasungkapnya.

Meski begitu, ia menilai pengalaman tersebut membantunya memahami batas kemampuan motor Ducati dan dirinya sendiri.

“Yang membuat saya jatuh, justru bisa ia kuasai dengan mudah. Tapi dari situ saya belajar banyaktambahnya.

Persaingan dengan pembalap sekuat Marc justru menjadi motivasi besar bagi Alex Marquez untuk berkembang.

Semakin kuat lawanmu, semakin besar dorongan untuk jadi lebih baikujarnya.

Kamu bisa iri atau kamu bisa belajar. Saya memilih untuk belajar darinya, karena itu membuatku jadi pembalap yang lebih baik

Alex juga tak menyangka bisa bersaing dengan pembalap tim pabrikan Ducati seperti Francesco Bagnaia dan Marco Bezzecchi.

Jujur, saya tak menduga bisa bersaing bahkan lebih unggul dari pembalap motor spesifikasi resmi. Tapi kerja keras membuahkan hasilkatanya.

Dengan hasil tersebut, keluarga Marquez menutup musim dengan posisi satu-dua di klasemen dunia MotoGP 2025 sebuah capaian langka dalam sejarah olahraga ini.

Memasuki musim 2026, Alex Marquez akan menggunakan Ducati Desmosedici GP26 berstatus pabrikan bersama Marc Marquez, Bagnaia, dan Fabio di Giannantonio.

Langkah ini menandai era baru bagi Alex, yang kini semakin diperhitungkan sebagai salah satu pembalap top di grid.

“Saya siap untuk tantangan baru dan ingin terus berkembang bersama Ducati” jelas dengan optimistis.

Komentar pembaca