Jakarta – Pengamat sepak bola Kesit Handoyo menilai langkah timnas Irak memprotes pelaksanaan Round ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) merupakan tindakan yang wajar dan memiliki dasar kuat.
Menurutnya, format dan jadwal pertandingan yang diterapkan oleh AFC justru terlihat memberikan keuntungan signifikan bagi tuan rumah Arab Saudi dan Qatar.
Kesit menjelaskan bahwa sejak sebelum pertandingan dimulai, sejumlah negara peserta, termasuk Irak dan Indonesia, telah menyampaikan kekhawatiran soal potensi ketidakadilan dalam penyelenggaraan turnamen.
“Sejak awal, Irak dan Indonesia sudah khawatir pertandingan di Arab Saudi dan Qatar akan menguntungkan tuan rumah. Format awalnya seharusnya di tempat netral, tapi AFC tiba-tiba mengubah aturan” ujar Kesit Handoyo di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Menurut Kesit, perubahan format yang seharusnya digelar di tempat netral menjadi di negara peserta membuktikan bahwa AFC tidak konsisten dalam menerapkan peraturan.
Ia juga menyoroti bahwa tim-tim yang telah bertemu di Round ke-3 seharusnya tidak kembali berhadapan di Round ke-4, namun aturan tersebut diubah sepihak.
“Indonesia seharusnya tidak bertemu lagi dengan Arab Saudi karena sudah berhadapan di babak sebelumnya. Tapi AFC ubah formatnya, dan itu jelas menguntungkan Saudi Arabia dan Qatar” tambahnya.
Lebih lanjut, pengamat sepak bola tersebut menyoroti ketimpangan waktu istirahat antar tim yang dinilai sangat mencolok.
Irak, yang baru menyelesaikan laga melawan Indonesia, hanya memiliki dua hari waktu istirahat sebelum menghadapi Arab Saudi. Sebaliknya, Arab Saudi mendapatkan enam hari penuh untuk mempersiapkan diri.
“Ini jelas tidak adil. Irak kelelahan karena jadwal yang terlalu mepet, sementara Saudi punya waktu istirahat jauh lebih panjang. Unsur kesengajaan dari AFC sangat terasa” ungkap Kesit.
Kesit menilai protes keras yang diajukan Federasi Sepak Bola Irak kepada AFC sangat beralasan. Bahkan, menurutnya, Indonesia juga sempat mengalami perlakuan serupa dalam laga melawan Irak dan Arab Saudi di babak yang sama.
Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah penunjukan wasit dalam pertandingan antara Indonesia dan Arab Saudi. Meskipun akhirnya laga tersebut dipimpin oleh wasit asal Kuwait yang dinilai cukup netral, faktor jadwal padat dan atmosfer stadion tetap menjadi tantangan besar bagi tim Garuda.
“Konsistensi AFC sedang diuji. Jangan sampai keputusan yang menguntungkan tuan rumah justru merusak semangat fair play” tegas Kesit Handoyo.
Kesit menilai bahwa AFC perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penjadwalan, pemilihan lokasi pertandingan, dan penunjukan wasit agar integritas kompetisi tetap terjaga.
Menurut pengamat sepak bola nasional ini, penyelenggaraan turnamen internasional harus berpegang pada asas keadilan, transparansi, dan profesionalisme agar tidak menimbulkan kecurigaan dari negara peserta.
“Kalau AFC ingin menjaga kredibilitasnya, semua keputusan harus berdasarkan prinsip fair play, bukan kepentingan tuan rumah” pungkasnya.
