Waspadai Autoimun Sedini Mungkin, Mata Kering Bisa Jadi Gejala Awal

Jakarta – Gejala mata kering yang sering dianggap ringan ternyata bisa menjadi sinyal awal dari kondisi autoimun, yakni gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan sehat.

Dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Mata Kering 2025, JEC Eye Hospitals and Clinics mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap gejala ini sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit sistemik yang lebih serius.

Dengan mengusung kampanye bertajuk “Waspadai Autoimun Sedini Mungkin”, JEC menegaskan pentingnya deteksi dini mata kering, terutama karena prevalensinya yang tinggi di Indonesia dan potensi bahayanya bila diabaikan.

“Mata kering bukanlah kondisi sepele. Dalam banyak kasus, ini justru menjadi indikator awal adanya proses autoimun dalam tubuh” jelas dr. Niluh Archi, SpM, Dokter Spesialis Mata Kering dan Lensa Kontak di JEC Eye Hospitals and Clinics.

Data menunjukkan bahwa 10 hingga 95% pasien gangguan autoimun mengalami mata kering. Salah satu jenis autoimun yang paling sering memicu gejala ini adalah Sindrom Sjögren (SS)—penyakit kronis yang menyerang kelenjar air mata dan air liur.

Lebih dari dua pertiga kasus SS tidak terdiagnosis, sehingga pasien tidak menyadari bahwa keluhan mata kering yang mereka alami adalah bagian dari kondisi serius.

Fakta Penting: Autoimun dan Mata Kering di Indonesia

  • Prevalensi mata kering di Indonesia: 27,5%–30,6%
  • Jumlah pasien mata kering yang ditangani JEC (2023–2025): 72.000 pasien
  • Data Sindrom Sjögren di Indonesia: Belum tersedia secara spesifik
  • Penyakit autoimun pemicu mata kering: Sindrom Sjögren, Lupus, Rheumatoid Arthritis (RA), Scleroderma

DR. Dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD-KEMD, Dokter Penyakit Dalam di JEC, menegaskan pentingnya kolaborasi antara dokter mata dan internis untuk mendiagnosis penyakit autoimun sejak dini.

“Mata kering bisa menjadi petunjuk awal peradangan sistemik. Pemeriksaan mata yang detail bisa menyelamatkan organ tubuh lain dari kerusakan permanen” tegasnya.

Tanpa penanganan tepat, mata kering akibat autoimun dapat menyebabkan komplikasi serius seperti luka kornea, infeksi, hingga gangguan penglihatan permanen.

Sebagai pionir layanan khusus mata kering di Indonesia sejak 2017, JEC Dry Eye Service hadir untuk memberikan diagnosa menyeluruh dan terapi terintegrasi bagi pasien, terutama mereka yang memiliki kondisi autoimun.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, pasien akan mendapatkan terapi yang disesuaikan, mulai dari artificial tears, obat tetes anti-inflamasi, autologous serum, hingga terapi Intense Pulse Light (IPL) dan Dry Eye Spa.

Melalui kampanye “Waspadai Autoimun Sedini Mungkin”, JEC ingin meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa gejala kecil seperti mata kering tidak boleh dianggap remeh. Penanganan dini bukan hanya melindungi kesehatan mata, tapi juga mencegah kerusakan sistemik yang lebih luas akibat penyakit autoimun.

Komentar pembaca