Jakarta – JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap glaukoma melalui serangkaian aktivitas. Salah satunya, tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada 100 penderita – menjadi inisiatif sosial pertama di Indonesia yang bergerak di ranah ini.
Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K mengatakan, bersifat kronis, glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup penyandangnya. Dari kecemasan bahkan depresi adanya risiko kebutaan.
“Lebih-lebih 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala. Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai ‘si pencuri penglihatan’. Karenanya, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah” ungkap Widya Artini
Data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” (2019) memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta – atau meningkat sekitar 25,6% dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang.
Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46% (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk). JEC sendiri hingga 2022 kemarin telah menangani hampir mencapai 110.000 kunjungan pasien glaukoma selama 3 tahun terakhir.
JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menjalankan inisiatif tahunan guna menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit glaukoma. Rangkaian aktivitas telah disusun dengan mengusung tema besar: “Building the Ecosystem to Fight Glaucoma”.
“Tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mulai tahun ini, JEC ingin memberi impak yang lebih besar kepada masyarakat dengan menggagas inisiatif sosial terbaru sekaligus yang pertama di Indonesia, yaitu pemberian 100 tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan” kata Dr. Rini Sulastiwaty Situmorang, SpM
Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol, atau terjadi kerusakan saraf mata yang berat, dan sudah tidak mampu merespons terapi lainnya. Prosedur implan glaukoma melibatkan pemasangan implan kecil di dalam mata (berupa tabung silikon kecil/trabekular mikro) untuk membantu mengalirkan cairan agar keluar dari bola mata dan menurunkan tekanan intraokular.
Untuk kalangan dokter mata, JEC menggelar kursus didaktik laser yang melibatkan dokter mata seluruh Indonesia. Untuk kalangan tenaga kesehatan lainnya, JEC menghadirkan seminar daring dan lokakarya manajemen penanganan glaukoma bagi para perawat, webinar pendeteksian dan penanganan glaukoma awal bagi dokter umum, serta seminar terapi glaukoma bagi apoteker.
“Tak hanya layanan khusus yang komprehensif dan modern, JEC Glaucoma Service juga memungkinkan prosedur pemeriksaan dengan journey time yang relatif lebih singkat, namun tetap mengedepankan penanganan glaukoma yang andal dan berkesinambungan” jelas Mubadiyah, Kepala Divisi Marketing dan Komunikasi, JEC Eye Hospitals & Clinics.
“Harapan kami, masyarakat semakin terdorong untuk melakukan pengecekan mata secara rutin sehingga potensi glaukoma bisa dicegah. Selain itu, adanya dukungan fasilitas penanganan glaukoma yang dapat diandalkan, termasuk JEC Glaucoma Service, masyarakat Indonesia, terutama pasien glaukoma, segera mendapatkan penanganan yang tepercaya sehingga progresivitas glaukomanya dapat dikendalikan” pangkas Mubadiyah.