Jakarta – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan laba bersih Rp 1,1 triliun atau tumbuh 52% year on year (yoy) hingga kuartal III 2022 dari periode yang sama 2021. Hasil ini sejalan dengan produksi pembiayaan baru (booking) mencapai Rp 21,9 triliun atau naik 21% (yoy).
Dewa Made Susila, Presiden Direktur mengatakan, Pencapaian kinerja industry otomotif yang cukup baik hingga September 2022 memberikan dampak positif terhadap kinerja bisnis Adira Finance. Pembiayaan baru Perusahaan tercatat tumbuh sebesar 21% y/y
menjadi Rp21,9 triliun.
“Pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motormeningka masing-masing meningkat sebesar 37% y/y dan 2% y/y. Sejalan dengan peningkatan pembiayaan baru, per September 2022 total piutang yang dikelola (termasuk porsi pembiayaan bersama) berhasil tumbuh sebesar 5% y/y menjadi sebesar Rp 41,8 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya” ujar Dewa Made Susila.
“Melalui kegiatan ini diharapkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat lebih maju terutama segmen UMKM. Selain itu, kami juga menyelenggarakan Adira SOBAT Expo yang merupakan pameran pembiayaan multi
produk Adira Finance di lebih dari 20 titik yang tersebar di seluruh Indonesia pada Agustus – Oktober 2022” ujarnya
Dari sisi keuangan, pendapatan bunga Adira Finance meningkat sebesar 2% y/y menjadi Rp6,7 triliun, sementara beban bunga turun 5% y/y menjadi Rp2,3 triliun yang sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga. Sehingga, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 6% y/y menjadi Rp4,4 triliun dan margin bunga bersih meningkat dari 13,1% menjadi 18,1% di 9M22.
Beban operasional relatif stabil menjadi Rp2,7 triliun, sementara cost of credit terus mengalami penurunan sebesar 39% y/y menjadi Rp683 miliar hingga September 2022. Hasilnya, Adira Finance berhasil membukukan laba bersih naik signifikan sebesar 52% y/y menjadi Rp1,1 triliun.
Sehingga Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing meningkat menjadi 6,3% dan 17,3% dari sebelumnya sebesar 3,7% dan 12,6% di 9M21.
Per posisi September 2022, rasio gross NPL konsolidasi menunjukkan tren yang membaik dan dikelola dilevel 1,9%, turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,2%. Penurunan ini didukung aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.
Per posisi September 2022, Pembiayaan Bersama mewakili 47% dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman eksternal Perusahaan pada September 2022 tercatat turun 9% y/y menjadi Rp 10,8 triliun, terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, masingmasing memberikan kontribusi 42%:58%.
Hasilnya, gearing ratio turun menjadi 1,1 kali dari sebelumnya 1,4 kali di 9M22, sehingga Perusahaan masih memiliki ruang gerak yang cukup besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depannya.