Jakarta – Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2020, Adira Insurance berhasil membukukan premi sebesar Rp2,07 Triliun. Sebagai gambaran, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi 5,32% pada semester 1 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini memiliki dampak langsung terhadap industri asuransi.
Tercatat perusahaan asuransi umum hanya mampu mengumpulkan premi Rp37 Trilliun atau lebih rendah 6,1% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hassan Karim, Chief Marketing Officer PT Asuransi Adira Dinamika Tbk (Adira Insurance) mengatakan, dalam masa yang penuh ketidakpastian inilah peran perusahaan asuransi menjadi sangat penting, untuk hadir bagi pelanggan serta memberikan dukungan dan perlindungan yang komprehensif.
Dengan kondisi perekonomian yang menurun disebabkan oleh pandemi Covid-19, Adira Insurance tetap berhasil membukukan premi sama dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp1,94 Triliun untuk produk asuransi konvensional.
Perusahaan berhasil membukukan premi bruto kuartal III/2020 senilai Rp1,50 Triliun atau naik sebesar 2,3% (yoy) dari kuartal III/2019 senilai Rp1,47 Triliun.
“Kami optimis pencapaian tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini didukung oleh optimisme terhadap akhir pandemi dan perekonomian yang akan kembali bertumbuh pasca pandemi” Ujar Hassan.
“Kami akan berfokus untuk memperkuat data pelanggan kami, untuk memberikan proposisi yang lebih baik, menggabungkan digital dan data analitik untuk mendorong pertumbuhan premi” kata Hassan
Saat ini Zurich memegang 80% saham Adira Insurance dan menjadi asuransi umum internasional teratas di Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan komprehensif untuk masyarakat Indonesia melalui asuransi jiwa, asuransi umum konvensional dan Syariah. Sinergi ini akan membawa banyak peluang bagi Adira Insurance dan juga bisnis Zurich di Indonesia” tutup Hassan.