Lensautama.com – Tol Trans Jawa merupakan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di pulau Jawa. Jalan Tol trans Jawa ini memiliki panjang kurang lebih sekitar 1.000 kilometer. Akan tetapi, tarif masuk ke ruas jalan Tol Trans Jawa sangat mahal, hingga menimbulkan keluhan dari sejumlah kalangan pengusaha dan sopir angkutan barang maupun penumpang.
Tarif tol yang terbilang mahal ini “memaksa” para pengemudi truk pengangkut barang kembali menggunakan jalur Pantura. Berpindahnya mereka bukan tanpa alasan, mereka menilai bahwa tarif yang ditentukan untuk truk terlalu mahal. Diketahui, sebelum adanya pemberlakuan tarif tol, dalam satu jam ada sekitar 200 truk melintas. Namun saat ini jumlah truk yang melintas di jalur pantura, khususnya di lingkup wilayah kerjanya, sudah mencapai 2 kali lipat lebih.
Menurut Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita kejadian tol sepi peminat karena tingginya tarif yang diberikan sudah pernah terjadi di Tol Cipali.
“Pemerintah tidak belajar dari kasus tol Cipali yang sudah beroperasi 3 tahun lalu tapi sepi karena biaya tolnya Rp 400 ribu untuk truk. Apalagi Tol Trans Jawa yang biaya tolnya bisa sampai lebih dari Rp 1,2 juta untuk truk,” pungkas Zaldy seperti dikutip dari detikfinance.
Dia juga menegaskan bahwa sebagus apapun fasilitas yang diberikan pemerintah di Tol Trans Jawa, tarif yang tinggi akan membuat angkutan logistik terutama truk beralih.
Dibawah ini rincian tarif menggunakan Tol Trans Jawa :
Jakarta – Cikampek: Rp 13.000,-
Cikopo – Palimanan: Rp 306.000,-
Palimanan – Kanci: Rp 32.000,-
Kanci – Pejagan: Rp 58.000,-
Pejagan – Pemalang: Rp 115.000,-
Pemalang – Batang: Rp 78.000 ,-
Batang – Semarang: Rp 150.000,-
Semarang – Solo: Rp 115.500,-
Solo-Ngawi : Rp 150.000,-
Ngawi – Kertosono: Rp 176.000,-
Kertosono – Mojokerto: Rp 138.000,-
Mojokerto – Surabaya: Rp 51.000,-