Lensautama.com – Blockchain yang mulai dikenal masyarakat terutama kalangan IT saat ini makin menunjukkan dirinya ke permukaan sebagai teknologi yang dapat mempermudah perusahaan dalam pencatatan data di dalam sebuah sistem yang aman tanpa membutuhkan server terpusat.
Hebatnya lagi, teknologi blockchain dapat diaplikasikan untuk semua sektor, mulai dari industri perbankan, keuangan, rumah sakit, hingga industri non finansial, seperti pemerintahan.
Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) yang diprakarsai Pandu Sastrowardoyo, CEO dan Chairwoman Blockchain Zoo mengadakan BlockJakarta, yakni sebuah konferensi yang mengangkat Peranan Blockchain untuk Indonesia, yang digelar di Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Pandu mengatakan, bahwa Blockchain sering dikatakan bisa membuat orang kerjasama dengan baik, juga antar organisasi. Dan di Indonesia yang memiliki keunikan terdiri dari banyak pulau, menjadi menarik bilamana kerjasama tersebut diterapkan di pemerintahan, antara banyak pihak dan banyak agenda.
“Indonesia sendiri saat ini memiliki otonomi daerah sendiri-sendiri, dan semuanya punya keinginan untuk menjadi lebih baik namun sulit untuk bekerjasama dengan sistem IT saat ini. Dengan Blockchain masalah seperti ini dapat dihadapi,” ungkap Pandu kepada media.
Selanjutnya, lanjut Pandu, Indonesia masih belum banyak mempunyai sistem baku, seperti rumah sakit yang data-datanya tersentralisasi di pemerintahan. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan teknologi untuk hal tersebut dan sistem desentralisasi atau otonomi daerah tadi.
“Hal inilah yang mendorong ABI untuk mencoba membantu pemerintah melalui teknologi Blockchain yang di implementasikan baik dipemerintahan maupun diberbagai daerah dan swasta,” pungkasnya.
Seperti diketahui, ABI adalah kumpulan perusahaan-perusahaan blockchain yang terdiri dari enam perusahaan, antara lain Blockchain Zoo, Indodax, Luno, Bolcktech Indonesia, Indonesian Blockchain Network, dan Pundi X. Sementara Pandu Sastrowardoyo menjabat sebagai Sekretaris Jenderal.
