dr. Kristoforus Menjelaskan Bagaimana Tentang Kanker Dibalik Kematian Jupe dan Yana Zein

LensaUtama.com | Setelah berjuang selama 3 tahun melawan kanker leher Rahim atau serviks, Jupe akhirnya pamit bertemu Sang Khaliq. Sabtu (10/6) siang dunia hiburan dan masyarakat berduka ditinggal sosok wanita yang ramah, berjiwa sosial tinggi, ceria dan baik kepada semua orang.

Jupe menderita kanker serviks pada tahun 2014 lalu, pada saat itu penyanyi yang memiliki nama asli Julia Rahmawati ini di vonis mengidap kanker stadium 2. Kemudian pada tahun 2015 Jupe menyatakan dirinya telah sembuh dari penyakit kanker serviks.

Namun tahun 2016 Jupe kembali dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Lalu di akhir tahun 2016, Jupe mengatakan kanker serviks yang dideritanya telah memasuki stadium 4.

Sebelum Jupe meninggal, lebih dulu Yana Zein sosok wanita sudah malang melintang berkarier di dunia seni peran dan hiburan tanah air. Beda dengan Yuli Rahmawati atau Jupe, Yana Zein meninggal karena disebabkan oleh kanker payudara stadium 4.

Diketahui bahwa kedua jenis (kanker payudara dan serviks) kanker tersebut adalah pembunuh nomor wahid kaum wanita di seluruh dunia. Berikut penjelasan dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD, seorang Disease Prevention Expert yang juga CEO dari In Harmony Vaccination yang fokus dengan pencegahan penyakit melalui vaksinasi dewasa.

Cikal bakal penyebab kanker serviks adalah sebuah virus bernama human papillomavirus (HPV). Virus tersebut menyebabkan infeksi menular seksual hingga akhirnya menyebabkan kanker serviks pada wanita. Dalam faktanya semua orang dapat terinfeksi virus HPV tidak peduli pria ataupun wanita.

Kanker Serviks di Indonesia telah menyumbang kematian yang cukup besar bagi para wanita di tanah air. Dari data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI, 58 wanita setiap harinya rata-rata terkena Kanker Serviks dan 26 wanita diantaranya meninggal dunia. Sungguh angka yang sangat memprihatinkan bukan.

“Kanker serviks, dari proses hingga menjadi kanker mematikan berkisar 3 hingga 17 tahun. Itulah mengapa kanker serviks cenderung tidak diketahui keberadaannya karena cenderung tidak bergejala. Pemberian vaksin HPV, berfungsi sebagai pencegahan hingga 14 tahun,” ungkapnya.

saat ini ada dua jenis vaksin yaitu Gardasil dan Cervarix. Vaksin Gardasil memberikan perlindungan mencakup 4virus penyebab kanker serviks dan kulit kelamin. Vaksin ini dapat digunakan oleh pria dan wanita. Sedangkan Cervarix adalah vaksin yang memberikan perlindungan infeksi virus HPV 16 dan 18.

Sementara untuk kanker payudara, Penyebab kanker payudara yang utama belum diketahui. Karena itu, pencegahan sepenuhnya untuk kanker payudara juga sulit ditentukan. Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker, misalnya usia dan riwayat kesehatan.

Kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai sekitar 40 kasus setiap 100.000 penduduk pada tahun 2012, menurut data di organisasi kesehatan dunia (WHO). Kanker payudara di Indonesia lebih banyak diderita oleh wanita usia muda dan pada tahap yang lebih lanjut.

Dibalik kedua fenomena kedua jenis kanker ini, Dr. Kristoforus Hendrajaya menjelaskan, kanker payudara ini dapat dicegah dengan cara menjaga pola hidup sehat, pemeriksaan dini, sadari.

Sementara untuk kanker Serviks selain pemeriksaan baik pap smear maupun IVA, pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara melalui vaksinasi. Faktanya, vaksinasi efektif mencegah penyebaran virus penyakit hingga 98%. Tak hanya pada anak, pemberian vaksinasi juga penting dilakukan orang dewasa.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap pencegahan, dr. Kristo juga mengajak masyarakat untuk terlibat dengan gerakan kepeduliaan melalui campaigne #JoinAHandToPrevent. Klik www.joinAHandToPrevent.org

Komentar pembaca