Bagnaia Terpuruk di MotoGP Austria 2025, Posisi di Klasemen Makin Genting

Austria Nasib juara dunia dua kali Francesco “PeccoBagnaia kian mengkhawatirkan di MotoGP 2025. Dalam balapan utama MotoGP Austria, Minggu (17/8/2025), Bagnaia harus puas finis di posisi kedelapan, hasil yang jauh dari ekspektasi dan membuat posisinya di klasemen sementara makin terancam.

Padahal, Bagnaia sempat mengawali balapan dengan posisi lebih baik dari rivalnya, Marc Marquez, saat kualifikasi. Namun, saat balapan dimulai, performanya justru merosot tajam. Ironisnya, ini menjadi kali pertama sejak 68 seri terakhir Bagnaia gagal naik podium dalam dua balapan beruntun.

Hasil buruk ini memutus catatan konsisten Bagnaia, yang sebelumnya hanya pernah mengalami tren negatif serupa di awal musim 2022, sebelum akhirnya bangkit menjadi juara dunia. Kini, banyak yang mulai bertanya tanya.

Dalam wawancara pasca-race, Bagnaia mengaku bingung dengan performa motornya yang dianggapaneh” dan lamban. Masalah pada perangkat holeshot di Sprint Race, ditambah kecepatan yang tidak kompetitif saat race utama, membuatnya tak mampu menyamai pace Marc Marquez rekan satu tim sekaligus rival terberatnya musim ini.

Sementara Bagnaia terseok-seok, Marc Marquez justru tampil menggila. Di Red Bull Ring, Marquez menyapu bersih kemenangan di Sprint dan balapan utama menjadi kemenangan ganda keenam berturut-turut musim ini. Ia kini kokoh di puncak klasemen, unggul 197 poin dari Bagnaia.

Bahkan, Alex Marquez kini naik ke posisi kedua klasemen, unggul 55 poin dari Bagnaia yang terperosok ke urutan tiga. Di bawahnya, Marco Bezzecchi (Aprilia) siap menyalip, hanya terpaut 43 poin.

General Manager Ducati, Luigi Dall’Igna, menyebut hasil di Austria sebagaikesempatan terbuangbagi Bagnaia. Ia menekankan bahwa jarak 12 detik antara Bagnaia dan Marquez dua rider dengan motor identik sangat tidak wajar dan menjadi sinyal peringatan.

Kami butuh solusi cepat. Ducati tidak boleh kehilangan momentum musim ini ujarnya.

Apalagi, jika Bagnaia sampai tergeser ke posisi keempat klasemen, klausul pemotongan gaji bisa aktif, dan statusnya sebagai ikon Ducati pun terancam.

Menariknya, di tengah tekanan besar itu, kru kepala Marc Marquez, Marco Rigamonti, menyatakan kesiapannya membantu Bagnaia.

Kalau Pecco minta bantuan, saya siap. Ducati berada di level ini karena data antar pembalap dibagi secara terbuka ucap Rigamonti kepada MotoGPNews.

Pernyataan tersebut memberi sinyal bahwa meski persaingan di lintasan keras, solidaritas dalam tim Ducati tetap dijaga.

Namun, semua kembali ke Bagnaia. Apakah ia mampu bangkit dan memanfaatkan dukungan tim? Atau justru terpuruk lebih dalam dalam tekanan internal dan dominasi Marquez?

Dengan 9 seri tersisa, peluang masih terbuka. Namun, jika tren negatif ini berlanjut, Bagnaia bukan hanya kehilangan peluang juara dunia, tetapi juga bisa kehilangan status sebagai pembalap utama Ducati.

Marc Marquez, di sisi lain, terus melaju sebagai calon kuat juara dunia MotoGP 2025, menunjukkan bahwa era baru di Ducati bisa saja telah dimulai dengan Bagnaia bersiap turun tahta lebih cepat dari yang diperkirakan.

Komentar pembaca