lensautama – Laga leg pertama semifinal Liga Champions antara Barcelona dan Inter Milan menghadirkan drama luar biasa dengan skor akhir imbang 3-3, Kamis (1/5) dini hari WIB di Stadion Olimpiade Lluis Companys.
Duel panas ini menyuguhkan permainan penuh intensitas, aksi brilian dari pemain muda Lamine Yamal, serta kekuatan Inter dalam memanfaatkan bola mati.
Inter Milan sempat unggul dua gol lebih dulu melalui Marcus Thuram dan Denzel Dumfries. Namun Barcelona bangkit lewat gol indah Lamine Yamal, disusul Ferran Torres, dan gol bunuh diri Yann Sommer. Skor 3-3 bertahan hingga peluit akhir dibunyikan.
Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, tak segan memberikan pujian setinggi langit kepada Lamine Yamal yang menjadi ancaman utama bagi pertahanan Inter.
“Lamine Yamal adalah jenis bakat yang muncul setiap 50 tahun. Dia benar-benar memberi dampak malam ini. Kami harus bekerja keras untuk menghentikannya” ujar Inzaghi pasca pertandingan.
Penampilan Yamal di Liga Champions kali ini menjadi sorotan dunia. Golnya pada menit ke-24 merupakan aksi solo run yang memukau, melewati beberapa pemain Inter sebelum melepaskan tembakan terarah ke tiang jauh.
Inter Milan tampil trengginas sejak awal. Thuram membuka keunggulan saat laga baru berjalan 30 detik, memanfaatkan umpan silang Dumfries. Pada menit ke-21, Dumfries mencatatkan namanya di papan skor lewat tembakan akrobatik dari situasi sepak pojok.
Namun Barcelona tak tinggal diam. Setelah Yamal memperkecil ketertinggalan, Ferran Torres menyamakan skor menjadi 2-2 pada menit ke-38. Di babak kedua, Dumfries kembali membawa Inter unggul lewat sundulan di menit ke-63. Tapi dua menit berselang, sepakan keras Raphinha memantul tiang dan mengenai punggung Sommer, menghasilkan gol bunuh diri.
Yamal nyaris mencetak gol keduanya di menit ke-88, tapi sepakannya membentur mistar gawang.
Simone Inzaghi menegaskan bahwa meski bermain imbang, Inter Milan siap menyambut laga leg kedua di kandang sendiri dengan semangat tinggi.
“Sekarang mereka tahu bahwa mereka akan menghadapi tim hebat seperti Inter minggu depan di Milan” tegasnya.
Sementara itu, Raphinha mengakui kekuatan Inter Milan, terutama dalam situasi bola mati.
“Kami merasa bisa mendapat hasil lebih baik, tapi Inter memang kuat. Hasil ini masih membuka peluang di Milan. Kami akan berjuang lebih keras” tutur pemain sayap asal Brasil itu.
Hasil imbang ini membuat laga leg kedua di Milan pekan depan akan menjadi penentu siapa yang melaju ke final Liga Champions 2025. Dengan agregat 3-3, peluang kedua tim masih terbuka lebar.
Pertandingan ini juga menambah catatan dramatis di sejarah Liga Champions, memperlihatkan kualitas tinggi, determinasi, serta kemunculan bintang muda seperti Lamine Yamal yang terus mencuri perhatian dunia sepak bola.