Jakarta – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) kembali menekankan pentingnya pemenuhan dan pemberian akses gizi berkualitas kepada masyarakat luas, demi menyelamatkan masa depan bangsa, dimulai dari keluarga.
Sementara analisis Fill the Nutrient Gap (FNG) yang dirilis pada November 2021 menunjukkan bahwa setidaknya satu dari delapan orang Indonesia tidak mampu membeli makanan yang memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia mengatakan, FFI percaya, untuk menggerakkan sebuah bangsa, kita perlu memulai perubahan dari unit terkecil, yaitu keluarga. Memasuki 100 tahun kehadirannya di Indonesia, FFI mengajak keluarga Indonesia untuk bergerak maju bersama sesuai dengan peranan dan keahlian masing-masing, melalui peningkatan status dan pemenuhan gizi keluarga Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menargetkan penurunan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah melakukan dua intervensi holistik yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Terkait intervensi spesifik yang berkaitan dengan sektor kesehatan setelah kelahiran, Kemenkes mendorong pemberian ASI eksklusif dan kecukupan makanan pendamping ASI, utamanya protein hewani – salah satunya melalui pemberian susu.
“Sayangnya saat ini masih banyak stigma di masyarakat yang menganggap susu adalah produk mahal. Padahal sudah banyak produk susu hadir dengan harga terjangkau dan bergizi baik. Salah satu keunggulan susu dibandingkan protein hewani lain adalah bentuknya yang cair sehingga mudah diasup oleh anak dan mudah disiapkan oleh ibu karena tidak memerlukan penanganan khusus” ungkap Prof. Fika
Kehadiran susu sebagai salah satu asupan protein hewani bergizi baik, tentu tak bisa lepas dari peran penting dari para peternak susu sapi perah. Salah satu sosok peternak yang bukan hanya berupaya berjuang memenuhi gizi keluarganya, tapi juga keluarga Indonesia adalah Rumini, yang juga merupakan peserta program Kartini Peternak Indonesia binaan FFI.
“Saya percaya, susu memiliki peran penting dalam kemajuan keluarga Indonesia. Bagi keluarga saya pribadi, selain menjadi sumber pendapatan ekonomi, susu juga menjadi sumber gizi penting yang menjadi fondasi dalam memulai hari. Inilah mengapa, meski bukan tanpa tantangan, saya terus bergerak maju untuk ambil bagian dalam pemenuhan gizi keluarga Indonesia, melalui keahlian yang saya miliki, yaitu menjadi peternak sapi perah” ujar Rumini.
“Saya berharap, ke depan usaha peternakan ini dapat terus berkembang, sehingga saya dapat terus memberikan gizi yang berkualitas, khususnya kebaikan susu untuk keluarga saya dan keluarga di Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, melalui beternak sapi perah, saya turut berperan dalam meningkatkan status gizi dan menekan angka stunting di Indonesia” tambahnya
Sebagai salah satu sumber asupan bergizi baik, Ibu Ira juga rutin memberikan susu kepada anak-anak binaannya, karena selain kandungan gizi dan higenitas yang terjaga, susu juga menjadi auspan untuk memperbaiki status gizi dengan cepat.
“FFI mengapresiasi setiap pihak, yang dengan caranya menjadi pahlawan kemajuan gizi, baik untuk keluarganya sendiri, maupun keluarga Indonesia lainnya. Kehadiran sosok-sosok inspiratif seperti Prof. Fika, Ibu Ira dan Rumini, menjadi oase akan perbaikan status gizi masyarakat Indonesia ke depan” jelas Andrew F. Saputro.
“FFI juga berkomitmen untuk terus memperbaiki status gizi masyarakat melalui kehadiran produk bergizi berkualitas terjangkau, di antaranya melalui kehadiran FRISIAN FLAG Kompleta dan SUSU BENDERA – serta mendukung dan menginisiasi berbagai program perbaikan gizi bersama mitra terkait” pangkasnya