Rekam Jejak Digital Anda Menjadi Ancaman di Masa Depan

Jakarta – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 10 Juni 2021 di Gorontalo.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman Bermedia Sosial”.

Episode kali ini diikuti oleh 242 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Narasumber pertama, FX Lilik Dwi Mardjianto, membawakan materi tentang bertema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Ia mengatakan, media sosial relatif aman bagi sebagian pengguna, tapi bisa juga membahayakan dari sebagian lainnya. Informasi salah yang beredar di media sosial, kata dia, bisa berujung pada keselamatan hidup seseorang.

Di India, pernah terjadi kasus pembunuhan (kekerasan massal) lantaran dipicu oleh informasi yang beredar di WhatsApp; pesan tersebut tentang penculikan anak dilakukan oleh sekelompok orang dengan ciri-ciri tertentu. Kasus seperti ini yang akhirnya mengenalkan masyarakat dengan istilah hoaks.

Narasumber kedua, Dr Sulaeman Bouti, memberikan materi dengan tema “Berekspresi di Medsos”. Ia memperingatkan bahwa media sosial selama ini adalah sumber hoaks. Untuk itu, moral pokok dari etika digital adalah tanggung jawab. “Apa yang saya unggah adalah tanggung jawab saya, Anda harus sadar dengan tanggung jawab Anda,” tutur dia. Menurut dia, dengan adanya etika digital dalam kebudayaan digital akan membentuk “tata cara dalam normal baru dari masyarakat siber”.

“Bagaimana potensial yang ada di diri kita untuk bisa melihat keadaan di dunia digital, kemudian kita berada di sana dalam jangka waktu panjang dan kita bisa diterima oleh semua orang. Inilah batasan etika digital,” ujar dia.

Debby mengatakan, berbahasa yang baik setidaknya mencakup tiga hal, yaitu menyesuaikan dengan situasi baik formal maupun non-formal, dapat diterima dan dipahami oleh lawan bicara, dan tidak selamanya sesuai dengan kaidah bahasa (kebakuan bahasa).

Dalam presentasinya, Ajeng memberikan sebuah penjelasan tentang rekam jejak digital dalam bentuk sebuah video. Video tentang rekrutmen pertukaran pelajar antarnegara. Dalam wawancara terakhir, rekrutmen tersebut tidak terjadi masalah.

Hanya, ketika perekrut melacak jejak digitalnya di media sosial, mereka menemukan sebuah potongan video yang tidak pantas dilakukan menurut si perekrut. Akhirnya ia gagal diterima. Ia mengatakan, hidup di era digital saat ini harus selalu berhati-hati, sebab setiap unggahan menjadi jejak diri kita.

Kegiatan Literasi Digital ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang pastinya disampaikan oleh para narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

Komentar pembaca