• 20 April 2024 01:42

LensaUtama

Jendela Cakrawala Indonesia

TALKINC Ajak Generasi Muda Berkomitmen Selamatkan Dunia

Jakarta – TALKINC melalui acara TALKINC 16 Years of Collaboration yang bertemakan “Am I Fully Awake?”, ini merupakan kolaborasi dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) yang berkelanjutan sejak 2019 untuk mengajak para insan muda dari seluruh lapisan generasi untuk berkomitmen selamatkan bumi, memanfaatkan media sosial untuk bertukar informasi positif serta memberikan donasi.

Erwin Parengkuan Founder dan CEO TALKINC menjelaskan, saat ini setidaknya kita merasakan bahwa suhu bumi ini semakin meningkat, dan kita juga berada pada era post-truth dimana pengaruh ketertarikan emosional dan kepercayaan pribadi lebih tinggi dibandingkan fakta dan data objektif dalam pembentukan opini, sehingga kita semakin sulit membedakan informasi valid dan tidak atau disebut post-truth.

“Untuk mengembalikan kondisi bumi yang layak disinggahi tentu tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, dan pemerhati lingkungan saja. Tetapi, kita sebagai mahluk sosial sebaiknya mulai berkontribusi untuk memulai pola hidup sehat, ramah lingkungan dan menyebarkan edukasi kebaikan melalui media sosial” katanya

Saat ini kondisi bumi sangat mengkhawatirkan dengan banyak kejadian alam yang ekstrem, mencatat selama 12 bulan hingga September 2020, terjadi peningkatan suhu bumi mencapai 1,3 derajat celcius. Angka tersebut mendekati ambang batas peningkatan sebesar 1,5 derajat Celsius berdasarkan perjanjian Paris.

WMO menyatakan ada peluang sebesar 20% ambang batas 1,5 derajat celsius akan terlewati satu tahun sebelum 2024 dan berpeluang 70% batas itu terlewati satu bulan atau lebih dalam kurun waktu lima tahun. Jika hal ini tidak segera dikendalikan dan diperbaiki maka kerusakan alam akan berdampak jauh lebih buruk bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Seiring perkembangan teknologi di era komunikasi digital, telah merubah cara dan sudut pandang kehidupan bermasyarakat. Seharusnya kemajuan teknologi komunikasi mendatangkan manfaat dalam penyampaian informasi yang cepat, sehingga mendorong kita lebih cepat sadar dan tanggap akan kondisi bumi ini.

“Kami prihatin dengan banyaknya sampah plastik hingga elektronik mengotori sungai, laut dan ini berdampak nyata pada kehidupan kita. Tidak hanya menciptakan bencana alam, namun juga polusi yang berimbas pada krisis kesehatan” Ujar Tiza Mafira, Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

TALKINC menyadari bahwa generasi Y, Z dan A dihadapkan oleh tantangan yang begitu besar untuk kehidupan dimasa yang akan datang antara lain; keseimbangan alam, ketidakpastian global dan perubahan tatanan kehidupan sosial di era digital.

“Kami sadar bahwa setiap lapisan generasi memiliki cara dan gaya komunikasi berbeda yang disebabkan oleh beragam faktor. Untuk itu, mari kita manfaatkan teknologi melalui media sosial untuk bersama-sama menyadarkan, mengingatkan, dan berkomitmen untuk menjaga bumi kita bersama” jelas Erwin.

TALKINC bekerjasama dengan TikTok sebagai salah satu platform media sosial untuk bersama-sama menyuarakan pergerakan menyelamatkan bumi lintas generasi. Hal ini sejalan dengan tujuan TikTok untuk dapat menginspirasi dan mendorong generasi muda dalam memberikan dampak positif terhadap komunitas serta dunia.

TikTok juga mendorong konten creator untuk berkontribusi secara positif dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya isu lingkungan hidup. Selain itu, TikTok dam TALKINC juga mengajak seluruh kalangan untuk turut berpartisipasi dalam mengikuti TikTok hashtag challenge dan TALKINC essay competition 300 kata mengenai Local Hero.

TALKINC dan TikTok berharap dapat mendorong dampak sosial generasi muda, serta berkontribusi dalam memberikan kesadaran sisal bagi pengguna media sosial. Lebih dari itu, diharapkan juga generasi muda saling menghormati, menghargai, dan bersatu padu dalam mengembalikan tatanan sosial di tengah perkembangan teknologi yang semakin terpecah-belah.

“Mari sekarang mulai dari diri sendiri dengan menerapkan pola hidup ramah lingkungan dan penggunaan media sosial yang lebih positif; mengedukasi, menyadarkan dan mengajak lingkungan sekitar kita untuk bersama-sama mengembalikan keseimbangan alam dan kehidupan sosial sebelum semuanya terlambat” tutup Erwin.

By Yudi Atmaja

https://lensautama.com

Komentar pembaca