Upaya Menemukan Jalan Kedepan Pasca-Covid-19 Melalui Doing Good Index

Jakarta – Survei kedua Doing Good Index (DGI2020) atau Indeks Berbuat Baik yang dilakukan oleh The Center for Asian Philanthropy and Society (CAPS) mengungkapkan peran vital dari sektor sosial, dan bagaimana kontribusi negara-negara Asia yang mungkin dapat membantu atau sebaliknya menghambat sektor sosial.

Bekerja sama dengan CCPHI, studi ini mengidentifikasi peluang pemerintah Indonesia agar dapat berbuat lebih banyak untuk masyarakat, serta bagaimana donasi yang dilakukan oleh swasta/perusahaan dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dr. Ruth Shapiro, CEO CAPS menjelaskan, sia memiliki sepertiga dari kekayaan dunia, tetapi dua pertiganya termasuk dalam kategori negara miskin dunia.

“DGI2020 memperjelas bahwa pemerintah, donor, dan sektor sosial harus bekerja sama, lebih dari sebelumnya, untuk membangun Asia yang lebih kuat, lebih sejahtera, dan lebih adil seiring dengan upaya kita mengatasi krisis ekonomi terkait dengan pandemi Covid-19” ujarnya

Dihadapkan dengan ekonomi yang stagnan atau semakin menurun, pemerintah di Asia merasa sulit untuk mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat dari rakyatnya.

Dalam konteks ini, sektor sosial, yang didukung oleh pendanaan dari bisnis dan individu, menjadi lebih penting dalam penyediaan layanan sosial yang vital.

Jika penduduk Asia menyumbangkan setara dengan 2% dari produk domestik bruto mereka, maka akan terkumpul sejumlah US$ 587 miliar setiap tahunnya – jumlah tersebut adalah 12 kali lipat jumlah bantuan bersih luar negeri yang mengalir ke Asia, dan hampir 40% dari tambahan US$ 1,5 triliun yang dibutuhkan Asia Pasifik setiap tahunnya guna memenuhi Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB pada tahun 2030.

“Pandemi global telah mempercepat penurunan jumlah pendanaan luar negeri, yang membuat kebutuhan untuk filantropi domestik makin meningkat dari sebelumnya” kata Sonny Sukada, Direktur Eksekutif – CCPHI.

DGI2020 merupakan sebuah studi dalam konteks dimana modal swasta memenuhi kebutuhan masyarakat. Studi ini memberikan peta jalan untuk kebijakan dan praktik yang akan meningkatkan amal dan mendorong sektor sosial untuk semakin berkembang dan efektif.

Studi ini juga menyoroti bagaimana meningkatkan akuntabilitas dan transparansi untuk mengatasi defisit kepercayaan yang dihadapi oleh sektor sosial yang dapat membuat calon donor untuk mundur.

Di Asia, institusi lebih memilih untuk bekerja erat dengan pemerintah, sehingga kebijakan publik yang terkait dengan sektor sosial tidak hanya memiliki efek langsung, tetapi juga efek penanda yang memperkuat dampaknya.

Komentar pembaca