Lensautama.com – Persatuan Ahli Gizi (Persagi melihat permasalahan nutrisi dan gizi pada masyarakat Indonesia, utamanya para atlet sangat memperihatinkan. Demi menanggapi dan mengatasi masalah tersebut adalah dengan membentuk Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) dan mengedukasi para tenaga medis dibidang gizi, trainner, dan bahkan tidak terkecuali para mahasiswa yang terkait dengan gizi dan nutrisi.
Persagi pada tahun 2018 lalu, tepatnya saat pelaksanaan Asian Games 2018 membentuk ISNA (Indonesia Sport Nutritionist Association) yang bertugas sebagai pelaksana pelatihan tersebut. Semenjak dibentuk hingga saat ini ISNA sudah melakukan berbagai gebrakan, salah satunya dengan membuka kelas pelatihan basic.
Bertempat di Hotel Bumi Wiyata-Depok, Jawa Barat pada hari Minggu (28/04/2019) melaksanakan pelatihan SportiFitness yang ketiga kalinya. Kegiatan yang diselenggarakan selama 3 hari ini merupakan gebrakan yang dilakukan ISNA diusianya yang belum genap setahun tersebut.
ISNA dibawah Persagi menggandeng PT Kimia Farma Diagnostika untuk yang kedua kalinya dalam pelatihan para tenaga nutrisi dan gizi ini.
Ketua DPP Persagi, Dr. Minarto, MPS mengatakan,”Latihan gizi kebugaran (Sport Nutrition) ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kepada teman-teman yang setiap hari berkecimpung dengan masalah nutrisi dan gizi baik tenaga medis, pelatih kebugaran, petugas kesehatan di Puskesmas, perusahaan, bahkan sampai di pemerintahan. Tujuannya adalah supaya mereka bisa memberikan konseling dan edukasi mengenai masalah kebugaran.”
Sementara itu, Adil Fadilah Bulqini selaku Direktur Utama PT. Kimia Farma Diagnostika menjelaskan bahwa Kimia Farma saat ini sudah bertransformasi dari perusahaan Farmasi ke perusahaan Health Care. Saat ini Kimia Farma sudah punya klinik kesehatan dan laboratorium klinik. Untuk klinik sendiri, Kimia Farma sejak tiga tahun lalu hingga kini sudah memiliki outlet sebanyak 600 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia. Untuk tahun 2019 ini Kimia Farma menargetkan menambahkan sekitar 50 klinik lagi.
Sementara untuk laboratorium Klinik, Kimia Farma sudah memiliki sebanyak 55 unit yang tersebar diseluruh Indonesia, dengan target penambahan sekitar 10 unit lagi sampai akhir tahun ini.
“Dalam pelayanan healt care tadi, kami melihat masih ada kekurangan pada hasil medical check-up, yakni mengenai gizi dan olah raganya. Oleh karena itu kami memandang perlu adanya support dari ISNA ataupun Persagi dalam konsultasi purna medical Check-up kepada pelanggan kami, sehingga mereka bisa merasakan perbedaan dimana hanya Kimia Farma yang bisa medical check-up dan berkonsultasi sekaligus mengenai gizi dan olahraga yang tepat,” jelas Adil Fadilah.
Inilah salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh PT Kimia Farma Diagnostika dengan ISNA saat ini, selain juga merupakan bentuk layanan plus dari Kimia Farma terhadap pelanggan maupun kompetitornya.
Kemudian dari pihak ISNA sendiri, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes selaku Ketua ISNA menjelaskan bahwa kegiatan SportiFitness III yang diselenggarakan selama 3 hari ini dibagi menjadi dua jenis latihan, yakni workshop untuk gizi olahraga prestasi dan gizi olahraga kebugaran.
Dalam pelatihan ini peserta paling banyak adalah para nutrisionist, baik yang menangani atlit maupun di wellness program termasuk pusat kebugaran. Selain itu ada juga dokter, tenaga kesehatan, dan trainner atlit dan kebugaran. Lalu ada juga peserta dari pemilik fitness center.
“ISNA hingga saat ini telah bekerja sama dengan berbagai pihak terkait gizi dan olahraga. Yang terbaru adalah ISNA sudah melakukan kerjasama dengan KONI dalam hal pelatihan maupun sebagai konsultan gizi dan kebugaran atlit, yang MoU sudah ditanda tangani belum lama ini,” jelas Dr. Rita.