Menperin, Airlangga Hartarto dan sejumlah pers jajal Nissan e-Power

Lensautama -Menperin, Airlangga Hartarto dan sejumlah pers jajal Nissan e-Power.

Nissan E-Power pertama kali dikenalkan pada November 2016 lalu bersamaan Note e-power Nissan diluncurkan secara resmi di Jepang. Sistem penggerak elektriknya diadaptasi dari teknologi Nissan LEAF, kendaraan terlaris di dunia. Sistem penggerak roda Nissan e-power menggunakan motor elektrik bertenaga baterai lithium-ion on board. Nissan e-power tidak membutuhkan charger eksternal namun menggunakan bensin berukuran kecil untuk mengisi daya baterai ketika mobil sedang berjalan.

Guna mencapai target sekitar 25 persen atau 400 ribu unit kendaraan LCEV pada tahun 2025, dimana sudah masuk pasar Indonesia, pemerintah Indonesia terus mendorong  roadmap yang telah dikembangkan, LCEV didorong melalui berbagai tahapan, ungkap Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto di ICE-BSD City, Tangerang Selatan (13/11). Kendaraan hybrid menjadi salah satu tahapannya, karena saat ini infrastruktur untuk stasiun pengisi tenaga listrik belum tersedia. Mobil Nissan ini bisa menggunakan dua sumber energi, BBM dan listrik. Untuk itu, produsen perlu lebih memperkenalkan kepada konsumen terhadap teknologi yang diterapkannya.

Pada kesempatan pertama Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto didampingi Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia (NMI), Eiichi Kioto menjajal ketangguhan Nissan e-power di ICE-BSD City, Tangerang Selatan, Banten (13/11). Setelah mengendarai kendaraan Nissan e-power, Menperin, Airlangga mengungkapkan “Tenaga dan akselerasinya bagus, power full pokoknya. Tidak berisik jika memakai mode listrik.  Menperin menambahkan “sejumlah produsen otomotif di Indonesia telah siap memproduksi kendaraan listrik untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta mengikuti tren masa depan”.

Uji Coba Nissan e-Power

Saat mesin bekerja, mesin hanya bertahan konstan di putaran mesin sekitar 2.000-2.500 rpm dan bisa dibilang daerah kerja paling efisien dari sebuah mesin bensin. Pada saat kickdown, putaran mesin bensinnya hanya naik sedikit. Berkisar di 4.500-an rpm dan bertahan konstan hingga tenaga lebih yang dibutuhkan telah selesai. Nyaris tidak terdengar gesekan mesin ketika mobil berjalan, bermanuver, berputar dan menambah kecepatan maksimal pada lintasan lurus sekalipun. Sistem pengeremannya pun terasa halus sekalipun kendaraan ini dipacu dalam kecepatan sedang hingga tinggi.

Dengan menjaganya selalu bisa bertahan di range yang paling efisien, Nissan mengklaim menggunakan mesin bensin hanya sebagai generator di teknologi e-POWER ini. Dimana dapat membuat konsumsinya jauh lebih irit dibanding mobil bermesin internal combustion konvensional.

 

Komentar pembaca