.
LensaUtama.com – salah satu prioritas kebijakan Jokowi di masa pemerintahannya saat ini adalah meningkatkan pembangunan dan percepatan ekonomi. Salah satu nya adalah dengan menggalakan pembangunan infrastruktur di segala sektor, termasuk transportasi.
Tak heran jika kita lihat sekarang ini banyak dibangun pelabuhan dan lapangan udara di indonesia, atau jalan baru serta jalur kereta api untuk angkutan darat, sehingga transpportasi massal di 6 kota metropolitan dan 17 kota besar di indonesia.
DKI Jakarta
Jakarta sebagai ibu kota negara, tentunya mendapatkan perhatian khusus. Ada sembilan sistem transportasi massal yang dikembangkan di wilayah jabodetabek. Dari light rail transit (LRT) yang dikembangkan oleh pemrov DKI Jakarta, LRT kementerian perhubungan, kereta api bandara, kereta cepat Automatic people mover syestem (APMS).
.
.
Ir. Nirwono Joga, MLA, pengamat tata kota, dalam tinjauannya mengatakan kota megapolitan seperti jakarta sudah layaknya memperbaiki sistem transpotasi massal.
“Tata Kota dan sistem transportasi yang buruk menjadi faktor penekanan yang membuat warga stres ,” ujar Nirwono kepada lensautama.com
Menurut Nirwono, selain stres warganya, masalah yang tak kunjung selesai di jakarta adalah macet. Merujuk data dari forum informasi dan kajian statisktik 2016, jakarta setiap harinya kebanjiran 1.130 unit kendaraan baru yang terdiri dari 240 mobil dan 890 sepeda motor.
Pada kesempatan ini juga Julius Warouw Managing Director Synthesis Squre menyatakan dukungannya terhadap pengembangan sistem transportasi massal jabodetabek.
” Transportasi massal yang baik akan meningkatkan mobilitas masyarakat karena lebih memudahkan semua jurusan kita tenaga dan waktu yag sangat efisien” ujar nya.