Site icon LensaUtama

Kenapa Franchise Pasif Dianggap Bukan Waralaba Sebenarnya?

Lensautama.com – Franchise pasif pada inti dasarnya mewajibkan franchisor mencari investor yang siap dan rela mengikuti setiap aturan yang kita terapkan, meskipun 100% dana awal dari investor tapi mereka hanya bisa mendapatkan laporan keuangan tiap bulan atau secara gradual untuk melihat keuntungan yang mereka dapatkan.

Disatu sisi sangat menguntungkan para franchisee, karena tanpa perlu repot repot mengurus management dan operasional serta keuangan, sama seperti hal nya anda menanam saham di suatu perusahaan dimana ada banyak pihak yang ahli dibidangnya menjalankan perusahaan anda ini, namun anda tetap memiliki sepenuhnya bisnis tersebut.

Model franchise pasif seperti inilah yang dibutuhkan oleh banyak para peminat franchise untuk memiliki bisnis tanpa harus menggangu aktifitas investor. Inilah yang membuat Franchise Pasif dianggap bukan bagian dari franchise murni atau franchise sebenarnya, dimana franchise murni memang membutuhkan keterlibatan para franchisee untuk terjun langsung dalam bisnis atau usaha yang akan digelutinya.

Pengembangan jaringan dengan model franchise pasif seperti ini bisa duplikasi 10 (sepuluh) kali lebih cepat dengan meminimalisasikan resiko bubble economy karena percepatan pengembangan yang terlalu ekstrim, Kunci dari franchise pasif ini ada pada target jaringan dan keseragaman atau kesamaan yang diterapkan sehingga bisnis bisa dijalankan dengan sedikit resiko.

.

Lanjut Halaman 2


.

Tommy Andri Wardhana, salah satu penggagas dan pelaku ide franchise pasif ini mengatakan bahwa “franchise sebetulnya adalah sebuah sistem freedom dalam hal mengolah usaha apapun dimana pada dasarnya franchisor akan memberikan “know how bisnis” dengan franchise”.

Namun seiring berjalannya waktu, beberapa perusahaan yang ingin mengembangkan jaringannya menjadi lebih banyak, mereka memang memerlukan sistem yang berbeda dari jenis franchise murni.

Para pengusaha perlu untuk mempertahankan rantai keberhasilan usahanya dengan tetap mengontrol dan memegang kendali tanpa harus menghilangkan essensi dari bentuk franchise murni tersebut.

Oleh karena itu saya mencoba mengaplikasikan beberapa ide yang saya ajukan kepada pihak management Alfamart di tahun 2001.

“Ide tersebut saya keluarkan dan aplikasikan pada saat saya masih menduduki posisi Manager Franchise Alfamart, tentunya dengan persetujuan dan analisa dari management. Dan sampai saat ini Franchise Pasif ini masih digunakan oleh Alfamart, sebagai salah satu perusahaan pertama dengan sistem tersebut dan diterapkan juga oleh beberapa perusahaan yang pernah melakukan sesi Konsultasi Franchise dan Jaringan dengan saya,” Imbuh Tommy.

“Banyak para ahli dibidang franchise sebelum saya, yang mengatakan bahwa franchise pasif ini dianggap tidak teoritikal dan tidak lazim. Berbagai tolakan terhadap ide yang saya cetuskan ini tidak membuat saya mundur. Untuk kemajuan tempat saya mengabdi, saya tetap bersikeras menjalankan ide tersebut dengan segala kompleksitas dari system yang cukup rumit dan kompleks pada masa awal penerapannya,” Tutup Tommy.

.

Back


 

Exit mobile version