LensaUtama.com – Belakangan ini isu tentang penguatan ideologi Pancasila kembali mencuat, lantaran pembakaran bendera berlafadzkan tauhid oleh oknum anggota ormas. Aksi tersebut terjadi karena bendera tersebut ditengarai sebagai atribut ormas yang sudah dilarang di negeri ini.
Aksi pembakaran bendera yang menimbulkan reaksi dari beberapa pihak itu disebut sebagai wujud dari kecintaan akan ideologi Pancasila. Terlepas dari perdebatan respon atas aksi tersebut, ada hal yang dapat digali menjadi pelajaran penting tentang ideologi kebangsaan.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa telah lama mengawal Indonesia yang terdiri berbagai suku bangsa, agama dan golongan hingga sekarang ini, pun penetapan lima sila yang dikandungnya telah disepakati seluruh elemen bangsa sejak berdiri negeri ini.
Tidak terkecuali oleh para tokoh agama saat mendirikan bangsa ini, dalam hal ini adalah para ulama sebagai tokoh panutan umat muslim, dimana Islam adalah agama mayoritas penduduk Indonesia.
Tidak ada keinginan para ulama dalam mendirikan negara ini untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam, karena isi dari Pancasila sendiri dinilai tidak bertentangan syariat Islam dan dapat merangkul seluruh elemen bangsa.
Sebagaimana dikatakan Abdul Malik Haramain, Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), bahwa partainya menerima Pancasila bukan hanya sekedar ideologi bangsa, tetapi juga sebagai kontrak politik dan kontrak sosial para elit-elit serta para pendahulu dan sampai saat ini masih dipertahankan.
“Pancasila itu sakti, selama para elit politik dan ulama sependapat dengan asas Pancasila, negara akan aman. Sedangkan ajaran islam itu menghargai perbedaan dan hal tersebut tidak bisa dihilangkan. Kenapa PKB sepakat dengan Pancasila dikarenakan seluruh sila yang tercantum tidak ada yang bertentangan dengan ajaran islam,” tutur Abdul dalam diskusi yang diadakan Aliansi Kebangsaan di Sultan Residence, Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Dalam diskusi tersebut ia sempat menyinggung bahwa sampai saat ini masih ada partai Islam yang justru alergi terhadap Pancasila.
“Gimana mau mengamalkan, mencantumkan saja tidak. Hal tersebut pula yang membedakan PKB dengan partai islam lainnya, kami sepakat dalam bernegara ideologi kami Pancasila, dan dalam beragama kami berlandaskan asas Islam,” kata Abdul.
Dalam bernegara, lanjutnya, Islam bagi kami itu Darul Salam atau membawa damai bukan Darul Islam, dengan kata lain negara boleh sekuler namun harus Islami. Jauh sebelum PKB berdiri, sosok ulama Hasyim Ashari pernah mengatakan, membela negara itu wajib hukumnya.