LensaUtama

Waspadai Dampak Negatif Tidur Larut Malam

Foto : Istimewa

LensaUtama.com – Kesibukan kerap membuat seseorang terlena, bahkan hingga lupa diri. Bukan hal lumrah, bila di era serba modern ini, khususnya di Jakarta, terbiasa tidur larut malam dan harus bangun di pagi buta. Hal ini sudah tentu menjadi kebiasaan, tanpa disadari kebiasaan tersebut dapat menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan.

Untuk menjaga kesehatan, Anda perlu memiliki waktu istirahat yang cukup dalam sehari dan dilakukan dalam waktu yang tepat untuk istirahat. Hal tersebut sangat penting demi menjaga stabilitas kerja tubuh dan menghindari berbagai dampak yang ditimbulkan dari kurangnya waktu tidur malam hari oleh aktivitas tambahan. Dalam sehari, waktu hidup seseorang terbagi dalam tiga tahap, yaitu delapan jam bekerja normal, delapan jam untuk bekerja ringan dan delapan jam lagi digunakan untuk istirahat.

Mengapa Anda harus membagi waktu? Karena sistem tubuh kita memiliki jadwal yang sudah tertentu di dalam melakukan proses pembuangan racun yang ada didalamnya, yang dilakukan pada saat kita tidur. Bila kita mengenali jadwalnya, kita dapat memaksimalkan pembuangan racun tersebut. Waktu pembuangan racun pada seseorang adalah pada malam hari. Maka dari itu, jika Anda tidur terlalu larut malam atau bangun terlalu siang, semua itu dapat mengacaukan proses pembuangan racun tersebut.  Disamping itu, mulai dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari, merupakan waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah.

Tidur yang terlalu larut menyebabkan waktu berisitirahat menjadi minim dan nyatanya berpotensi menjadi ancaman baru yang mematikan. Ada banyak bukti bahwa kurang tidur dapat mengganggu sistem endokrin yang mengatur produksi hormon dalam tubuh. Selain itu, kurang tidur juga dapat menggangu toleransi glukosa dan menurunkan sensitivitas insulin, sehingga dapat memicu risiko diabetes serta tekanan darah tinggi.

Berikut dampak yang akan terjadi pada seseorang yang tidur terlalu larut malam :

Mempengaruhi kinerja otak. Beberapa kejadian serangan syaraf yang berdampak kematian terjadi karena sang korban kurang atau bahkan tidak pernah tidur malam.

Foto : Istimewa

Meningkatkan resiko kematian. Seseorang yang tidur kurang dari 5-7 jam sehari akan  mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor, bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.

Mudah terserang Diabetes. Orang yang tidur kurang dari 6 jam tiap malam dalam penelitian 6 hari ini menemukan, terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Akibatnya bisa menyebabkan timbulnya diabetes.

Berat badan naik. Biasanya seseorang yang masih terjaga saat malam hari, tentu akan merasa lapar. Dengan demikian, Anda menambah porsi makan dalam sehari, karena pada malam hari saluran pencernaan tidak begitu akti fyang mengakibatkan penumpukan.

Foto : Istimewa

Selain risiko-risiko tersebut di atas, dampak negatif terhadap tidur larut malam masih banyak lagi masalah –masalah kesehatan serius yang akan menyerang. Seperti tekanan darah tinggi, maag, stroke, asma, gangguan kejiwaan, gangguan pencernaan dan gangguan kesehatan lainnya.

Foto : Istimewa

Anda harus melakukan pencegahan sebelum datang waktunya sakit. Cukup atur gaya hidup, atur pola istirahat dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak diperlukan dalam tubuh. Mulai sekarang, tidurlah yang nyenyak dan hargailah waktu istirahat Anda.

Berikut jadwal tubuh saat membuang racun

21.00 – 23.00    Waktu pembuangan racun (detoksifikasi) di bagian sistem antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini kita harus dalam suasana tenang, jangan sibuk bekerja.

23.00 – 01.00 Proses detoksifikasi di bagian hati yang berlangsung saat tidur pulas.

01.0 – 03.00 Proses detoksifikasi dibagian empedu, juga berlangsung saat tidur.

03.00 – 05.00 detoksifikasi di bagian paru-paru. Bagi penderita batuk, akan terjadi batuk hebat selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.

05.00 – 07.00 detoksifikasi dibagian usus besar, saat yang tepat untuk buang air.

07.00 – 09.00 Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, itulah sebabnya perlu makan pagi / sarapan. Bagi yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pukul 06.30

 

Exit mobile version