lensautama – Chelsea kembali menunjukkan identitas permainan agresif dan penuh intensitas di bawah Enzo Maresca. Bermain di Stamford Bridge, The Blues menghancurkan Barcelona dengan skor meyakinkan 3-0 pada laga Liga Champions, kemarin. Kemenangan ini bukan hanya hasil dari efektivitas, tetapi juga dominasi total yang membuat Barca kesulitan berkembang sejak menit awal.
Tiga gol Chelsea lahir dari tekanan tinggi yang diterapkan sepanjang pertandingan. Gol pertama terjadi melalui gol bunuh diri Jules Koundé setelah lini belakang Barcelona dipaksa melakukan kesalahan. Serangan The Blues yang tak pernah berhenti membuat Barca kehilangan ketenangan dalam membangun serangan.
Barcelona semakin tertekan setelah Ronald Araújo diganjar kartu kuning kedua sebelum babak pertama berakhir. Setelah unggul jumlah pemain, Chelsea tampil semakin percaya diri dan memperlebar jarak di babak kedua.
Laga ini menjadi panggung pembuktian dua wonderkid berusia 18 tahun: Estevao dari Chelsea dan Lamine Yamal dari Barcelona. Namun, hanya satu nama yang benar-benar mencuri perhatian Estevao.
Sejak menit pertama, Estevao tampil eksplosif. Ia menjadi ancaman konstan bagi pertahanan Barca. Tidak seperti Yamal yang tampil minim kontribusi—tanpa gol maupun assist selama 80 menit—Estevao menjadi motor serangan The Blues.
Tak lama setelah jeda, Estevao mencetak gol spektakuler. Dia melewati Pau Cubarsí, memanfaatkan ruang di sisi Alejandro Balde, lalu melepaskan tembakan keras yang melayang tinggi dan tak mampu dijangkau kiper Barcelona.
“Itu sangat bagus, sangat matang. Dia bermain seperti seseorang yang jauh lebih tua dari usianya,” ujar Zola.
Penampilan impresif Estevao membuat fans Chelsea bersorak sorai, bahkan menyanyikan chant bernada mengejek Yamal yang tampil di bawah performanya.
Setelah dua gol awal, Liam Delap menutup pesta kemenangan The Blues melalui penyelesaian klinis di kotak penalti. Jika saja lebih beruntung, Chelsea bisa mencetak enam atau tujuh gol karena begitu banyak peluang emas yang gagal dikonversi.
Sementara itu, Barcelona hanya sesekali mengandalkan serangan balik dan penguasaan bola tanpa hasil berarti. Peluang terbaik mereka di awal laga, hasil kreasi Yamal untuk Ferran Torres, gagal berbuah gol.
Kekalahan ini membuat Barcelona tetap terpuruk di posisi ke-15 klasemen sementara Liga Champions dengan tujuh poin. Di sisi lain, Chelsea naik ke posisi kelima dengan 10 poin dari lima pertandingan, membuka peluang lebih besar untuk lolos ke fase berikutnya.
Stamford Bridge kembali menunjukkan keangkerannya bagi Barcelona. Statistik Opta mencatat bahwa kekalahan ini adalah yang kelima bagi Barca di markas Chelsea. Dari delapan kunjungan ke London Barat, raksasa Catalan itu hanya meraih satu kemenangan dan dua hasil imbang.

